NAMROLE,AT-Berbagai langkah terus dilakukan Polres Bursel guna mengungkap misteri dibalik kasus penemuan mayat yang terindentifikasi bernama Gofar Wawangi itu. Meski belasan saksi sudah diperiksa, namun hingga kini belum juga ada titik terang guna mengungkap siapa dibalik kasus yang mengakibatkan Gofar meninggal dunia.
Salah satu langkah yang diambil pihak kepolisian, yakni dengan menggelar pertemuan bersama dengan pemerintah Kabupaten Buru Selatan. Turut hadir dalam pertemuan itu, Bupati Buru Selatan, La Hamidi, Kapolres Buru Selatan AKBP Andy P. Lorena SIK, Ketua DPRD Buru Selatan, Ahmad Umasangadji, Danki 735 Nawasena dan Sekda Bursel, Hadi Longa.
La Hamidi menyampaikan bahwa, perertemuan ini merupakan respon atas tuntutan masyarakat terkait pengungkapan penanganan kasus penemuan mayat atas nama (Alm) Gafar Wawangi di Dusun Talo, Desa Lena, Kecamatan Waesama, 8 November 2025 lalu .
"Permasalahan ini tentunya sudah dalam penanganan Polres Buru Selatan. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam upaya penanganan kasus dimaksud tentunya terdapat beberapa hambatan dan kesulitan yang dialami oleh pihak Kepolisian," ungkapnya.
La Hamidi mengaku optimis, pihak kepolisian telah merespon cepat perkara tersebut dan terus bekerja untuk mengungkap kasus dimaksud.
"Sudah seyogyanya kita saling mendukung dalam upaya memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga masyarakat termasuk upaya untuk mengungkap kasus dimaksud," ujarnya.
Sementara itu, Ahmad Umasangadji mendukung penuh pihak kepolisian dalam mengungkap permasalahan dimaksud. Namun harus disadari kendala yang paling krusial yakni minimnya saksi- saksi guna mengungkap kasus dimaksud. Politisi PDIP ini menyarankan agar pemerintah daerah kabupaten Buru Selatan menyambangi desa Waesili dan Desa Lena agar masyarakat merasakan kehadiran pemerintah daerah dalam mendengar aspirasi dari masyarakat terkait kondisi desa mereka dan dapat memberikan masukan guna pengungkapan kasus dimaksud.
"Saya kira Pemda Buru Selatan harus turun langsung ke Desa Lena untuk bertemu dengan masyarakat guna mendengar aspirasi mereka," katanya menyarankan.
Kapolres Buru Selatan, AKBP Andy. P Lorena menyampaikan, pihaknya telah respon dengan cepat kejadian dimaksud.
"Kita mengetahui awal kejadian tersebut melalui informasi dari Babinsa. Selanjutnya Polsek Waesama mengamankan TKP agar TKP tidak rusak. Karena apabila TKP rusak akan menghambat proses penyelidikan dan penyidikan,"ungkapnya.
Selanjutnya, kata Lorena, Satuan Reskrim serta satuan fungsi kepolisian lainnya mendatangi dan mengolah TKP, serta mengumpulkan saksi sekaligus mendalami semua informasi yang diperoleh.
" Kendala di TKP saat itu tidak ada sinyal internet, karena dalam proses identifikasi korban, kita harus menggunakan alat bantu teknologi yang terkoneksi dengan jaringan internet, sehingga saat itu personel harus bergeser dari TKP dan mencari lokasi yang ada jaringan internet dan barulah diketahui identitas korban," ujarnya
Setelah itu, lanjut Lorena, aparat kepolisian terus mencari dan mengumpulkan saksi saksi.
"Saat ini secara formal telah melakukan pemeriksaan 15 orang saksi yang ada kaitannya dengan peristiwa tersebut yaitu yang bertemu dan melihat korban sebelum dan setelah kejadian, namun untuk mengarah kepada dugaan pelaku masih sangat minim saksi, " akuinya.
Lorena yang juga orang nomor satu di Polres Bursel ini mengaku, pihaknya siap memberikan rasa aman kepada warga masyarakat.
"Kami telah memerintahkan Polsek dan Patroli Sabhara untuk melakukan Patroli secara mobile. Unsur perangkat desa dan para tokoh telah disentuh dan dihimbau agar masing- masing pihak dapat menghimbau warganya agar tetap menjaga keamanan secara swakarsa dalam pembentukan system keamanan lingkungan (siskamling)," pungkasnya. (Edy)
Dapatkan sekarang