Tranportasi Laut ke Bursel Lumpuh, Ini Penyebabnya
Suasana di pelabuhan Namrole, Bursel, kemarin. --Istimewa.
FaizalLestaluhu
15 Sep 2025 15:24 WIT

Tranportasi Laut ke Bursel Lumpuh, Ini Penyebabnya

NAMROLE,AT-Masyarakat Kabupaten Buru Selatan saat ini sangat kesulitan sarana tranportasi laut. Berapa tidak tiga buah kapal yang selama ini melayani masyarakat pulang pergi di  kabupaten dengan julukan Lolik Lalen Fedak Fena itu untuk sementara waktu tidak beroperasi. Tiga kapal itu yakni Kapal KM Pangrango, KM Sabuk Nusantara 33 dan Kapal Cantika 5E.

Kapal KM Pangrango sendiri sesuai informasi yang diperoleh tidak beroperasi lantaran menjalankan doking tahunan. Sementara dua kapal lain lagi KM Cantika 5E yang  hampir dua bulan tidak beroperasi lantaran mengalami kerusakan mesin. Informasi yang di peroleh kapal mengalami  kerusakan kerusakan di bagian mesin.

Pihak pengelola kapal saat ini sementara berupaya mendatangkan alatnya dari Jepang  karena tidak di jual di Indonesia. Olehnya itu diperkirakan kapal ini juga lama baru beroperasi lantaran belum ada kepastian kapal tersebut akan beroperasi. Sementara Kapal Sabuk Nusantara sendiri sesuai informasi yang di lperoleh dari petugas Pelabuhan Namrole tidak beroperasi lantaran mengalami kerusakan. Belum bisa dipastikan kapal yang paling diminati masyarakat Bursel dengan penghasil menengah ke bawah  itu karena tiket murah kapan beroperasi.

Saat ini masyarakat di Kabupaten yang telah berusia 17 tahun ini hanya mengandalkan Kapal KM Leuzer. Itupun harus menunggu dua minggu. Karena kapal itu sesuai rute hanya sekali dalam dua pekan baru menyinggahi Pelabuhan Namrole Kabupaten Buru Selatan.  Selain KM Leuzer masyarakat juga mengandalkan transportasi darat ( mobil lintas -red) lintas Namrole- Namlea. Hanya saja biayanya sangat besar.

Masyarakat harus merogek kocek dari saku celananya sebesar Rp 250.000 rupiah untuk harga tranportasi. Belum lagi harga kapal maupun Ferry dengan Namlea Ambon dengan biaya Rp 125.000/orang.

Ada juga tranportasi udara yakni pesawat Trigana Air. Untuk jasa tranportasi yang satu ini  paling banyak di minati mereka dengan tingkat ekonomi  menengah  ke atas dengan harga Rp 557. 000 Namrole Ambon semnatra Ambon Namroel  Rp 620.000

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Buru Selatan Syarifudin Souwakil yang dikonfirmasi Jumat (12/9) terkait terhentinya operasi sejumlah kepal ke Namrole  membenarkan hal tersebut.

"Benar  untuk saat ini tranportasi laut ke Bursel agak sulit. Karena kapal yang selama ini menyinggahi Pelabuhan Namrole Kabupaten Buru Selatan tidak beroperasi," akuinya.

Souwakil menjelaskan, ada sejumlah kapal  yang melayani masyarakat di Kabupaten Buru Selatan yakni KM. Leuzer,  KM Pangrango, KM Cantika 5E dan KM Sabuk Nusantara 33.

"Untuk KM Cantika dan KM Sabuk Nusantara mengalami kerusakan mesin. KM Pangrango menjalani doking tahunan, sementara KM Leuzer masih beroperasi dan waktunya dua minggu sekali " jelasnya. 

Terkait dengan isu bahwa  Pa Bupati Buru Selatan menghambat masuknya KMP Cantika Lestari itu tidak benar.

"Sebagaimana diketahui usulan trayek yang di ajukan oleh pihak PT Dharma Indah  yakini Ambon, Namrole,Leksula dan Namlea. Secara jelas usulan ini tidak murni dalam trayek Kabupten Buru Selatan tapi tentunya lintas kabupaten dalam propinsi Maluku, sesuai ketentuan terhadap usulan trayek antar kabupaten dalam propinsi, rekomendasinya menjadi kewenangan pemerintah propinsi Maluku melalui dinas Perhubungan Propinsi Maluku. Bupati hanya menyetujui untuk rute kabupaten," ujarnya.

Di samping itu, kata Souwakil, semenjak diusulkan sampai dengan saat ini,  KMP Cantika Lestari 7A masih dalam tahapan finishing akhir di galangan dan sementara menindaklanjuti administrasi untuk operasional di wilayah Maluku.

"Sampai saat ini pa bupati masih intens berkomunikasi dngn pihak PT Dharma  Indah untuk percepatan pengoperasional kapal di trayek kabupaten Buru Selatan," ujarnya .

Pihak PT Dharma Indah, kata Souwakil, juga meminta pak bupati agar berkordinasi dengan pak gubernur guna mempercepat adminstrasi operasional kapal Cantika 7 A guna dapat melayani kebutuhan transportasi di kabupaten Buru Selatan yang saat ini sangat di butuhkan oleh masyarakat.

"Kita doakan saja semoga segala usaha dapat berjalan sesuai yang diharapkan, " pungkasnya. 

Sementara itu, Bupati Buru Selatan La Hamidi kepada pers di ruang kerjanya mengatakan, telah menandatangani usulan rekomendasi dari PT Dharma Indah untuk operasional  KM Cantika 7A.

"Saya sudah tandatangani usulan rekomendasi tersebut. Mudah-mudahan mudahan dalam waktu dekat kapal KM Cantika 7A yang rencananya melayari Buru Selatan bisa secepatnya terealisasi," singkatnya.(Edy) 

Dapatkan sekarang

Ambon Terkini, Ringan dan cepat
0 Disukai