AMBON,AT— Sejumlah mahasiswa dari Southern Cross University (SCU), Australia, mengikuti kegiatan studi tour yang berfokus pada ekosistem laut, meliputi kondisi terumbu karang, padang lamun, hutan mangrove, serta pengelolaan sampah plastik di wilayah pesisir Teluk Ambon.
Program dikoordinir oleh Professor Amanda Reichelt-Brushett, dosen sekaligus koordinator New Colombo Plan SCU 2025, melibatkan 15 mahasiswa dan dua dosen pendamping dengan mengusung tema "Melindungi Sumber Daya Alam yang Bernilai Global,"
Amanda menyebut selama empat minggu, peserta melakukan kegiatan pembelajaran di dua lokasi yakni dua minggu di Ambon dan dua minggu di Sorong, Papua Barat Daya, serta berdiskusi dengan komunitas lokal mengenai isu keberlanjutan lingkungan laut.
Program tersebut didanai oleh Pemerintah Australia melalui Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT).
Dukungan ini merupakan bagian dari kebijakan Australia untuk memperkuat hubungan pendidikan dan diplomasi masyarakat di kawasan Indo-Pasifik, termasuk Indonesia.
“Kami berfokus pada tiga ekosistem penting, yaitu terumbu karang, lamun, dan mangrove, serta mempelajari pengelolaan sampah plastik yang menjadi tantangan utama di Ambon,” ujar Amanda di Ambon, Jumat (7/11/2025).
Teluk Ambon dipilih sebagai lokasi utama karena kerja sama jangka panjang antara Southern Cross University dan Universitas Pattimura (Unpatti) yang telah berlangsung selama 15 tahun.
Kolaborasi tersebut mencakup kegiatan bersama, publikasi ilmiah, serta bimbingan akademik bagi mahasiswa pascasarjana.
“Ambon menjadi lokasi penting karena kerja sama antara SCU dan Unpatti telah memberikan manfaat akademis besar bagi kedua universitas,” tambah Amanda.
Sejak pertama kali dilaksanakan di Maluku pada 2017, program New Colombo Plan telah empat kali berjalan sukses. Pandemi Covid-19 sempat menghentikan kegiatan selama dua tahun, namun dilanjutkan kembali pada 2024 dan 2025.
Mahasiswa Australia juga mengikuti penanaman mangrove bersama LSM Green Moluccas, serta aksi bersih pantai di kawasan Poka.
Mereka juga mengunjungi fasilitas daur ulang PT Million Limbah Ambon (MLA) dan tempat pembuangan akhir (TPA) untuk mempelajari sistem pengelolaan limbah di tingkat lokal.
“Sampah plastik dan limbah domestik menjadi tantangan terbesar bagi kesehatan laut di Ambon. Situasi ini mirip dengan yang kami temui di banyak kota pesisir di dunia,” jelasnya.
Perubahan perilaku katanya, memang memerlukan waktu. Namun, langkah kolaboratif antara kampus, pemerintah, dan masyarakat bisa memulai perubahan nyata untuk menjaga laut Ambon.
Program New Colombo Plan 2025 diakhiri dengan pertemuan dan jamuan makan bersama antara tim SCU, perwakilan Unpatti, dan mitra lokal di Ambon.
Dalam kesempatan itu, Amanda menyampaikan apresiasi atas keramahan masyarakat Maluku dan komitmen Unpatti dalam mendukung kegiatan dimaksud secara berkelanjutan.
"Kami berterima kasih kepada Dr. Endang Jamal dan Prof. Yusthinus Male, serta Universitas Pattimura atas penyelenggaraan program dua minggu bagi 15 mahasiswa Southern Cross University yang tiba pada 27 Oktober 2025,” sebutnya.
Menurut Amanda, kerja sama antara Unpatti dan SCU terus berkembang melalui sejumlah nota kesepahaman (MoU) dan perjanjian kerja sama (MoA).
Dari kolaborasi itu, telah lahir tujuh publikasi jurnal internasional serta beragam presentasi di konferensi ilmiah dunia, termasuk pembimbingan bersama mahasiswa doktoral (PhD).
“Komitmen dan dedikasi yang kuat menempatkan Unpatti makin serius memperkuat kolaborasi kerja sama ini,” ungkap Amanda. (Wahab)
Dapatkan sekarang