SMPN 15 Ambon Jadi Tuan Rumah HUT Ke-4 Tahun Ambon City of Music 
Penjabat Walikota Ambon, Bodewin Melkias Wattimena didampingi Direktur Ambon Music Office (AMO) Ronny
Lopies bersama Sekretaris Kota Ambon Agus Ririmasse, Ny. Felicia M Wattimena, Kepala SMP Negeri 15 Ambon
Rachel Dadiara saat membuka kegiatan konser musik tradisi dalam rangka 4 Tahun Aniversary Ambon City Off
Musik di halaman SMPN15 Hatiwe, Kec
Sarman
02 Nov 2023 14:32 WIT

SMPN 15 Ambon Jadi Tuan Rumah HUT Ke-4 Tahun Ambon City of Music 

AMBON, AT-Tidak terasa usia Ambon City of Music hingga saat ini sudah berusia empat tahun. Di Hut ke-4 ini Ambon Music Office menggelar kegiatan konser musik tradisi dengan mempersentasikan pertunjukan alat musik sepuluh sekolah pilo projek musik yang dimainkan oleh anak atau peserta didik dengan mengusung tema ‘ Song of Dream ‘ . 

Pelaksanaan Hut Ambon city of Music yang dipusatkan di SmP Negeri 15 Ambon pada Selasa malam (31/10) ini turut menghadirkan, Penjabat Walikota Ambon, Bodewin Melkias Wattimena, Direktur Ambon Music Office (AMO), Roni Lopies, Kepala Dinas Parawisata  Provinsi Maluku, Pimpinan PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara, Kepala SMP Negeri 10 Ambon, Rachel Dadiara, S.Pd, para kepala sekolah pilot projek musik peserta didik dan orang tua serta undangan lainnya. 

Dalam sambutannya Penjabat Walikota Ambon, Bodewin Melkias Watimena mengatakan, di usia ke-4 tahun untuk mempertahakan branding Ambon City of Music bukanlah hal yang mudah, tetapi banyak tantangan yang di hadapi. Olehnya itu,  Pemerintah Kota Ambon akan berupaya semaksimal mungkin untuk mempertahankan branding tersebut. 

Wattimene mengaku, saat ini Pemerintah Kota Ambon, Ambon Music Office (AMO), serta semua pihak terus berupaya   untuk melakukan tindakan kreatif dan inovatif untuk mempertahankan serta memajukan branding Ambon sebagai kota music dunia. Hal ini dapat dibuktikan dengan berkembangnya komunitas musik yang hingga saat ini telah mempersentasikan Ambon City of Music dengan berbagai karaker baik musisi tradisional, musisi pop, vocalis  dan berbagai komunitas jendre lainnya. 

Karena itu, kata dia, di usia ke empat tahun ini, Ambon City of Music terus menjaga eksistensinya dengan program unggulan Sound of Dream yang di keluarkan oleh AMO  untuk menjaga dan membangun jejaring baik secara lokal, nasional maupun internasional. 

Menurut orang nomor satu di Kota Ambon ini, pembangunan sepuluh daerah wisata musik di Kota yang dipimpinnya saat ini merupakan  tolak ukur implementasi pengelolaan wisata yang tidak hamya bersifat konvensional, tetapi juga berbasis atraksi dalam bentuk karakter musik dari masing - masing daya tarik wisata tersebut. 

“ Sejak  di nobatkan sebagai kota musik dunia oleh Unesco  pada tahun 2019 lalu, Kota Ambon sudah banyak mengalami perubahan positif, dimana musik telah menjadi benang merah dalam kehidupan dan budaya Kota Ambon. Hal ini merupakan prestasi yang luar biasa dan semua pihak yang telah berkontribusi di Kota Ambon patut mendapatkan apresiasi, “ kata Wattimena. 

Musik lanjut dia,  tidak hanya menjadi identitas, tetapi merupakan penghubung yang mengikat masyarakat serta memiliki kekuatan untuk menginspirasi , menyatuhkan, merangkul berbagai lapisan masyarakat. Selain itu, musik merupakan bahasa universal yang dapat diakses oleh semua orang tanpa memandang usia, latarbelakang, keyakinan dan identitas lainnya. 

Pihaknya menambahkan, dengan menggunakan platforn daya tarik musik yang dibaringi sepuluh sekolah pilot projek musik diantaranya SMP Negeri 15 Ambon, SMP Negeri 8 Ambon, SMP Negeri 10 Ambon, SMP Negeri 11 Ambon, SMP Negeri 2 Ambon, SD Inpres 22 Batu merah, SD Inpres 19 Waehaong, SD Negeri Rutong, SD Negeri Amahusu dan SD Negeri Tuni serta sekolah lainnya telah membuktikan komitmen Pemerintah Kota Ambon, Ambon Music Office dan semua pihak untuk menjadikan dunia pendidikan sebagai ujung tombak sebuah pergerakan kota musik terhadap pariwisata musik. 

Konser musik tradisi yang dipertunjukan oleh masing – masing satuan pendidikan memberikan sentuhan dan peranan besar bagi guru dan peserta didik untuk mengembangkan keseimbangan otak kanan dan kiri sehingga menjadikan peserta didik dan anak - anak yang cerdas. 

“  Konsep dan ide berlian sangat dibutuhkan kota ini dalam konteks berkelanjutan, karena kita memulainya dari anak - anak. Anak yang cerdas adalah anak yang mampuh menunjukan  bakat dan minat yang mereka miliki, “ tukasnya. 

Pihaknya menambahkan, di Hari Ulang Tahun ke-4 Ambon City of Music  patut diapresiasi  capaian dalam mempromosikan dan menjaga keberagaman musik di Kota Ambon yang sudah banyak memberikan dampak perkembangan bagi artis dan musisi lokal dan industri musik lokal. Dengan demikian, kata dia, di tahun ini Ambon City of Music akan dievaluasi dan berbagai kesiapan telah disiapkan oleh AMO. 

“ Saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada semua dan lebih khususnya bagi SMP Negeri 15 Ambon yang telah berpartisipasi dalam terselenggarannya kegiatan ini. Harapannya Ambon dapat melanjutkan brandingnya sebagai Unesco Ambon City of Music, “ tutupnya.  


Sementara itu, Direktur AMO, Ronny Lopies, mengatakan daya tarik wisata musik tidak hanya terfokus pada alam, tetapi juga dunia pendidikan. Karenanya, di hari ulang tahun Ambon City of Music ke-4  tahun itu diselenggarakan kegiatan repital atau pertanggunjawaban dari sepuluh sekolah pilot projek musik dalam melaksanakan kurikulum lokal wajib dan musik tradisi. 

Roni menyebutkan, penampilan dan pertunjukan alat musik dalam HUT tersebut antara lain, Tahuri, Floit atau seruling bambu, Ukulele, Totobuang, Hawaian, dan Tifa dimainkan secara langsung oleh peserta didik tingkat SD dan SMP. 

Dengan pertunjukan alat musik oleh sepuluh sekolah tersebut, AMO akan mengevaluasi peserta didik yang tidak hanya dapat memainkan alat musik, tetapi  bagaimana kinerja dari guru musik yang ditempatkan pada kurikulum musik. “ Apa yang mereka (guru) ajarkan di sekolah dapat memberikan perubahan dan sehingga untuk mempertahankan dan memajukan branding Ambon City of Music dapat di wujudkan, “ kata Roni. 

Selain sepuluh sekolah projek piloting musik ada empat sekolah yang terkena dampak kurikulum musik sehingga di hadirkan dalam kegiatan tersebut. Empat sekolah tersebut tiga diantaranya adalah SD 47 Ambon, SMP Negeri 19 Ambon, dan SD Negeri Toisapu. 

 “ Hampir semua sekolah di kota Ambon mulai terdampak kurikulum muatan lokal musik, namun yang bisa dihadirkan pada HUT Ambon City of Music adalah empat sekolah tiga diantaranya  SD 47 Ambon, SMP Negeri 19 Ambon, dan SD Negeri Toisapu, “ sebut dia. 

Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 15 Ambon, Rachel Dadiara, S.Pd menjelaskan, sejak diberlakukan kurikulum musik pada tahun 2021 sudah banyak memberikan dampak positif bagi sekolah yang dipimpinnya serta sekolah – sekolah lainnya. 

Jenis alat musik yang telah diajarkan di sekolah yang dipimpinnya itu antara lain, Ukulele, Hawaian, Suling Bambu, Rebana, Totobuang, dan Tifa. Olehnya itu, di Hut ke -4 Tahun Ambon City of Music, dia berkomitmen untuk terus mengembangkan dan melestarikan musik kearifan lokal Maluku di satuan pendidikan.

Dia menambahkan, untuk mempertahankan branding Ambon City of Music langkah strategis yang akan dilakukan oleh SMP Negeri 15 Ambon adalah dengan melaksanakan kurikulum musik secara maksimal dan efisien di sekolah. 

“ Bukan hanya musik, tetapi pelestarian lingkungan perlu dilakukan karena lingkungan juga telah memberikan dampak secara langsung terhadap musik, “ singkatnya. (DS) 

Dapatkan sekarang

Ambon Terkini, Ringan dan cepat
0 Disukai