Richard dan Ayu Layak Diusung di Pilwalkot Ambon 
Amir F. Kotarumalos (Dok.Pribadi)
Admin
27 Feb 2023 18:04 WIT

Richard dan Ayu Layak Diusung di Pilwalkot Ambon 

AMBON, AE.--Banyak figur bakal calon Walikota dan Wakil Walikota Ambon Ambon 2024 mulai bermunculan di masyarakat. Namun, dua tokoh yang dinilai berpeluang menjadi calon adalah Richard Rahakbauw dan Ayu Hasanusi.

Pengamat Politik Universitas Pattimura (Unpati) Ambon Amir Faisal Kotarumalos mengatakan, Richard telah berbuat banyak kepada masyarakat Kota Ambon.

"Saya tidak melihat latar belakang. Saya melihat sosok figur, maka walaupun asal marganya dari Maluku Tenggara tapi untuk berbuat, dia (Richard Rahakbauw) terlalu banyak berbuat kepada warga Kota Ambon. Mulai dari tukang becak, tukang ojek sampai di masyarakat dengan latar belakang apa saja," ujar Amir Kepada Ambon Ekspres, Jum'at (24/2/2022)

Salah satu barometernya untuk mengukur popularitas Richard, kata Amir, adalah saat anakya menikah yang dilangsungkan acaranya di lapangan Merdeka Ambon, banyak undangan yang datang.

"Barometernya itu kalau saya lihat, pada saat anaknya menikah, lapangan Merdeka penuh. Ini pertanda bahwa masyarakat Kota Ambon dari semua lapisan. Dan ini modal sosial yang luar biasa. Kita lihatlah dari situ dulu," jelas Amir.

Ditanya untuk figur yang lain, dia mengatakan belum terlihat langsung modal sosialnya di masyarakat. "Untuk figur yang lain, saya belum melihat. Mungkin sudah ada yang dilakukan, di belakang layar politik," bebernya.

Amir juga menilai sosok pasangan wakil  wali kota dari kalangan muslim yang memiliki modal sosial cukup tinggi adalah Raden Ayu Hindun Hasanusi. Ayu dinilai mempunyai nilai tawar pada semua kalangan Muslim maupun Kristen. 

" Untuk wakil Ibu Ayu punya peluang, karena beliau sempat menang pada kantong- kantong di saudara Kristen, dan itu harus diakui. Banyak advokasi advokasi politik yang telah dimainkan oleh ibu Ayu secara riil," sahut Amir.

Sebagai akademisi, katanya, harus menyampaikan sesuatu yang rill, sesuai kondisi faktual di lapangan.  "Silakan orang mau tanggapi yang bagaimana bentuknya. Tapi saya melihat berdasarkan fakta di lapangan seperti itu," tegasnya.

Soal peluang kemenangan jika Richard Rahakbauw dan Ayu Hasanussi berpasangan, Amir enggan menganalisis lebih jauh. Sebab, ada faktor lainnya yang jadi penentu kemenangan perhelatan Pilkada, selain figuritas calon.

"Saya tidak tahu kalau sampai ke tingkat itu mereka akan berpasangan. Ini hanya insting pengamatan politik, yang secara praktis saya amati kondisi ini di lapangan, tentang figur-figur yang banyak berbuat tanpa memandang latar belakang, suku agama dan lain sebagainya adalah kedua figur ini paling menonjol di masyarakat," akui Amir.

Richard Rahakbauw sebelumnya juga menyebutkan dirinya tetap maju sebagai calon Walikota tahun 2024. Meski belum menyampaikan siapa pasangannya, namun komunikasi politik terus dilakukan dengan figur calon wakil yang memiliki popularitas dan elektabilitas.

Golkar sebut Richard, atau yang biasa di sapa RR ini, merupakan partai besar di Maluku. Bahkan untuk Kota Ambon partai berlambang beringin itu sudah memimpin daerah bertajuk Manise ini selama beberapa periode.

"Saya tetap maju calon Walikota Ambon jika diperintahkan partai. Saya siap saja. Untuk pasangan wakil belum terpikirkan, tapi yang jelas komunikasi
politik terus kami bangun," katanya.

Sementara itu, Ayu Hanusi kembali menyampaikan rencananya maju sebagai calon Wakil Walikota Ambon 2024. Tiga periode sebagai anggota DPRD Maluku dari Kota Ambon menjadi modal politiknya untuk bertarung.

Pemilik nama lengkap Raden Ayu Hindun Suhita Hasanusi, itu tak sekali mencoba  peruntungan di pemilihan Walikota (Pilwalkot) Ambon. Pada Pilwalkot 2017, Ayu juga masuk bursa bakal calon wakil walikota bersama sejumlah politisi lainnya.

Namun, calon walikota kala itu, Richard Louhenapessy akhirnya memilih Syarif Hadler sebagai wakilnya. Sementara Ayu yang menjadi ketua DPD Hanura Maluku, memberikan dukungan politik pribadi dan partainya kepada pasangan Paulus Kastanya dan M.A.S Latuconsina.

Meski begitu, kini Ayu kembali menyatakan sikap maju lagi. Bahkan, politisi perempuan itu mengaku telah dipinang sejumlah partai politik.

" Banyak parpol yang menawarkan saya termasuk tujuh partai lama, tapi tidak usah saya sebutkan partai - partainya apa,"kata Ayu usai mengisi Talk Show dengan tema "Perempuan Bicara Politik" di  studio Radio Ameks FM, Selasa, 24 Januari 2023.

Tawaran ini tak disia-siakan Ayu. Ia akan menggencarkan konsolidasi untuk mencari dukungan masyarakat.

"Dengan adanya (tawaran) tersebut tentunya saya tidak merasa bangga, namun saya akan selalu melakukan konsolidasi demi mengangkat martabat perempuan untuk membangun kota Ambon khusunya dan Maluku umumnya,"tegasnya.

Ayu bukan orang baru dalam arena politik di Maluku. Anggota Komisi III DPRD Provinsi Maluku, itu merupakan Ketua DPD Partai Hanura Maluku dua periode.

Kepercayaan yang diberikan Wiranto, Ketua Umum Hanura saat itu dimanfatkan secara maksimal oleh Ayu. Pada periode pertamana, ia membuktikan komitmen dan kemampuannya sehingga lolos sebagai anggota DPRD Provinsi Maluku Daerah pilihan (Dapil) Kota Ambon pada pemilu 2009.

Selain itu, Hanura juga berhasil memperoleh 14 kursi DPRD Kabupaten/Kota dan 3 kursi DPRD Provinsi Maluku periode 2009-2014. Hanura menambah jumlah anggota legislatif kabupaten/kota menjadi 28, dan 4 kursi DPRD Maluku periode 2014-2019.

Memasuki periode ketiga di Hanura Maluku, Ayu dilengserkan. Didepak dari Hanura, namun basis dukungannya tetap mengakar dan kokoh.

Setelah pindah ke Partai Beringin Karya (Berkarya), Ayu masih terpilih menjadi wakil rakyat di Karang Panjang untuk periode ketiga dengan mengantongi 5.269 suara rakyat Kota Ambon. Kepercayaan masyarakat inilah yang membuat Ayu berkomitmen maju lagi di Pilwalkot meski partai Berkarya tidak lolos jadi peserta pemilu.

" Kepercayaan masyarakat tentu harus dijaga. Olehnya itu, sebagai seorang srikandi Maluku, saya tetap optimis untuk mencalonkan diri sebagai calon Wawali atau Wagub di tahun 2024, " singkatnya. 

Sebagai politisi kawakan, Ayu tetap realistis dan bersandar pada hasil survei untuk mengukur popularitas, akseptabilitas dan elektabilitasnya. Sembari ia tetap melakukan pendidikan politik, terutama kepada kaum perempuan agar bisa tampil di gelanggang politik seperti dirinya.

"Semua warga negara terkhusunya perempuan memiliki hak yang sama dalam dunia politik. Karena itu,  untuk memastikan elektabilitas,  tentu saja akan dilihat dari hasil survei,"pungkasnya. (WHB)

Dapatkan sekarang

Ambon Terkini, Ringan dan cepat
0 Disukai