Resmikan Komisariat HAGI Wilayah Maluku, Dedi : Ambon Jadi Pusat Ilmu Kebumian di Kawasan Timur
FaizalLestaluhu
20 Jul 2025 17:36 WIT

Resmikan Komisariat HAGI Wilayah Maluku, Dedi : Ambon Jadi Pusat Ilmu Kebumian di Kawasan Timur

AMBON,AT-Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), melalui HAGI BUSEF (Bidang Usaha dan Edukasi Forum), meresmikan Komisariat Wilayah Maluku dalam rangkaian kegiatan konsolidasi nasional yang digelar di Kota Ambon. Peresmian ini menjadi tonggak penting dalam memperluas jaringan keilmuan kebumian dan mendorong penguatan profesionalisme geofisika di Indonesia bagian timur, yang dipusatkan di Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Pattimura. 

Presiden Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), Dr. Dedi Djusman, M.B.A, M.Siy, menjelaskan, HAGI kini telah memiliki 26 komisariat wilayah aktif yang tersebar dari barat hingga timur Indonesia. Komisariat Maluku merupakan salah satu komisariat terbaru, menyusul pengukuhan sebelumnya di beberapa wilayah lain, termasuk Maluku Utara.

“Hari ini kita resmi melantik kepengurusan Komisariat Wilayah Maluku yang berkedudukan di Kota Ambon, tepatnya di Fakultas Sains dan Teknologi, Unpatti. Ini menjadi bagian dari komitmen HAGI untuk memperkuat jaringan keprofesian di seluruh wilayah strategis Indonesia, khususnya kawasan timur,” kata Presiden HAGI dalam sesi tanda tangan kontrak kerjasama, Sabtu, (19/7). 

Menurutnya, kepengurusan dan arah strategis menjadi salah satu point penting. Kepengurusan wilayah Maluku yang diisi oleh sekitar 20 orang pengurus, dengan struktur yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal. 

“Kami sedang mempersiapkan kerangka asosiasi profesi yang lebih luas, agar para ahli geofisika dan energi bisa terintegrasi dan bersinergi langsung dengan pemerintah sebagai mitra strategis dalam pembangunan ke depan,” jelasnya.

Dijelaskan, Ambon sebagai “Center of Knowledge”. Melalui pembentukan Komisariat Wilayah Maluku ini, HAGI berharap wilayah Ambon dapat menjadi pusat pertumbuhan keilmuan kebumian di Indonesia timur. 

"Dengan dukungan lembaga pendidikan tinggi dan komunitas riset lokal, Ambon diharapkan menjadi “center of knowledge” dalam pengembangan geofisika dan ilmu kebumian lainnya. Maluku sejak dahulu dikenal sebagai wilayah penting dalam sejarah dan sumber daya,” pungkasnya. 

Sementara itu, Dekan  Fakultas Sains dan Teknologi, Unpatti, Dr. Henry Junus Wattimanela, S. Si., M. Si, mengatakan, keberadaan organisasi Geofisika Indonesia dinilai akan memberikan dampak positif yang signifikan, khususnya bagi kalangan akademisi di perguruan tinggi. 

"Organisasi ini diyakini dapat menjadi pemicu semangat bagi para dosen, peneliti, dan mahasiswa di bidang geofisika, geologi, serta bidang sains lainnya. Dengan hadirnya Geofisika Indonesia, kami melihat peluang besar untuk peningkatan keterampilan, kemampuan, serta wawasan akademisi dan mahasiswa, seiring dengan semakin terbukanya akses terhadap informasi dan pengembangan keilmuan di bidang ini,” ungkapnya. 

Kata dia, Fakultas Sains dan Teknologi, juga menyampaikan rencana untuk memperluas kerja sama dengan Geofisika Indonesia dalam bentuk perjanjian kemitraan, dengan fokus pada pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi, yang mencakup pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

"Dalam bidang pendidikan, pihak fakultas bahkan berharap dapat menerima dukungan dari pihak pemerintah, termasuk Presiden Republik Indonesia, untuk menghadirkan tenaga ahli dari bidang-bidang strategis seperti matematika dan geofisika guna mendukung pengajaran dan riset bersama," sebutnya. 

Selain itu, kata dia, fakultas telah menjalin kerja sama aktif dengan lembaga seperti BMKG dan BRIN, antara lain melalui program KKN Profesi (Kuliah Kerja Nyata Profesi). Dalam program ini, mahasiswa dari program studi Fisika dan Kimia diterjunkan langsung ke lembaga-lembaga tersebut untuk mengembangkan keterampilan mereka dalam konteks profesional.

“Kami optimis bahwa dukungan dari Presiden dan pemerintah akan membantu merealisasikan berbagai program pengembangan akademik ini. Kami paham bahwa semua proses ini memerlukan waktu dan tidak bisa instan, namun kami percaya langkah ini akan menunjukkan hasil nyata secara bertahap dan berkelanjutan,” tambahnya.

Ketua HAGI Komisariat Wilayah  Maluku, Prof. Dr. Ir.Matheus Souisa, M.Si, menjelaskan, peran HAGI dalam konteks kebencanaan dan potensi geologi di wilayah Maluku.

"Pertama, perlu kita sadari bahwa wilayah Maluku berada di kawasan Ring of Fire dan terletak di pertemuan tiga lempeng besar dunia serta satu lempeng sedang. Kondisi ini menyebabkan potensi kebencanaan geologi sangat tinggi, baik berupa gempa bumi, tsunami, maupun aktivitas gunung api. Ini adalah dampak negatif dari kondisi geologis tersebut," jelasnya. 

Namun, kata dia, di sisi lain, ada dampak positif yang dapat di lihat, yaitu munculnya kekayaan sumber daya alam, seperti mineral dan potensi migas yang disebabkan oleh aktivitas geologi tersebut. Proses tektonik dan vulkanik ini bisa memunculkan mineral baru atau mengangkat potensi tambang yang sebelumnya belum muncul ke permukaan.

"Peran HAGI (Himpunan Ahli Geofisika Indonesia) sangat penting di sini. Melalui berbagai kegiatan dan kepemimpinan HAGI, kita dapat memetakan dan memahami potensi serta risiko geologi di wilayah Maluku secara lebih baik. Ini dapat menjadi dasar untuk membangun strategi pembangunan yang berbasis pada ilmu kebumian," paparnya. 

HAGI juga, lanjut dia, berkontribusi dalam penelitian dan eksplorasi, termasuk studi tentang paleo-tsunami dan paleo-longshore landslide (longsoran bawah laut purba). Salah satu lokasi studi tersebut, misalnya, berada di sekitar Jembatan Merah Putih dan bagian utara Pulau Ambon. Penelitian ini telah dipublikasikan dan perlu disosialisasikan lebih luas kepada masyarakat, agar mereka mengetahui bahwa di masa lalu pernah terjadi gempa dan tsunami yang signifikan.

"Kita juga menyoroti pentingnya peran HAGI dalam pendidikan dan peningkatan kapasitas SDM lokal, khususnya lulusan dari universitas negeri dan swasta di Maluku. Jika potensi ini dikembangkan, maka akan membuka lapangan kerja dan membantu menurunkan angka kemiskinan serta kerentanan sosial di daerah ini," tutupnya. (Leo) 

Dapatkan sekarang

Ambon Terkini, Ringan dan cepat
0 Disukai