AMBON,AT-Maluku merupakan salah satu provinsi yang dimenangkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dalam Pemilihan Presiden-Wakil Presiden, 14 Februrari 2024 lalu.
Berdasarkan hasil rekapitulasi, Prabowo-Gibran unggul dengan perolehan suara sebanyak 665.371 suara, dari total 1.341.012 Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Provinsi Maluku. Kemenangan Prabowo-Gibran di Maluku, tak terlepas dari kinerja partai yang tergabung dalam koalisi Indonesia Maju, yakni, empat partai politik parlemen yaitu Partai Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, PKS, PBB, Partai Gelora Indonesia, PSI, dan Partai Garuda.
Menariknya, dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Maluku 2024, hampir sebagian besar Partai Koalisi Indonesia Maju atau KIM, mendukung pasangan calon yang sama, dan membentuk koalisi yang hampir mirip dengan saat Pilpres, yakni Koalisi Maluku Maju.
Adalah pasangan calon (Paslon) Gubernur-Wakil Gubernur Maluku, dengan nomor urut 2, yakni Murad Ismail-Michael Wattimena, yang dalam Pilgub kali ini, didukung hampir sebagian besar partai KIM.
Sebut saja, PAN, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB) serta PKS, yang diketahui mendukung pasangan dengan akronim "2M" di Pemilihan Gubernur Maluku, 27 November 2024 mendatang.
Memang benar, pada Pilpres lalu, Ketua DPD Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Maluku, Hendrik Lewerissa yang memimpin tim pemenangan Prabowo-Gibran di Maluku.
Terkait hal tersebut, Sukri Usemahu, salah satu anggota media dan penggalangan opini dari tim Pemenangan Kampanye Koalis (PKK) pasangan Murad-Michael (2M), Selasa (1/10) kemarin akhirnya buka suara.
Menurutnya, sangat keliru apabila klaim kemenangan Prabowo-Gibran di Maluku berhasil dicapai berkat kerja-kerja politik di lapangan dari Partai Gerindra dan Hendrik Lewerissa.
"Itu juga merupakan hasil kerja keras partai koalisi yaitu PKS, Demokrat, Golkar dan PAN yang kini berada di koalisi pendukung calon Gubernur Murad Ismail dan calon Wakil Gubernur Michael Wattimena," terangnya.
Olehnya itu, dirinya meminta agar dalam persaingan sehat di Pilgub Maluku, Hendrik Lewerissa-Abdullah Vanath yang juga merupakan Paslon atau pesaing "2M" untuk tidak terlalu menggiring opini seakan-akan paling berjasa dalam upaya memenangkan Prabowo-Gibran di Maluku.
Jika klaim seperti itu dikemukakan Lewerissa, lanjutnya, maka bisa menimbulkan spekulasi yang nantinya publik akan membandingkan perolehan suara Hendrik saat maju sebagai anggota DPR RI, dengan perolehan suara Prabowo-Gibran di Maluku.
Perolehan suara Lewerissa sendiri, lanjutnya, tidak begitu signifikan walaupun berhasil lolos merebut satu kursi di DPR RI. Pasalnya, penyebaran perolehan suara Pilpres dan Pileg DPR di masing-masing kabupaten/kota di Maluku dapat menjadi ukuran siapa paling berjasa dalam memenangkan Prabowo-Gibran.
Seperti di Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), kata dia, suara Prabowo-Gibran 139.261. Sementara suara di Pileg yang diraih Gerindra hanya 33.663 dan dikurangi suara Hendrik Lewerissa sebanyak 24.657.
"Ini saja sudah menandakan kalau kemenangan Prabowo-Gibran bukan sepenuhnya upaya Gerindra saja, melainkan semua partai koalisi," ujarnya.
Kemudian di Maluku Tenggara, suara Prabowo-Gibran 41.064 dan suara Gerindra hanya 4.780 dikurangi suara HL yang hanya 3.320. Sementara di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, suara Prabowo Gibran 44.556 dan Gerindra hanya 7.319 termasuk suara HL yang hanya 5.782.
"Untuk Buru, suara Prabowo-Gibran 53.909 dan suara Gerindra hanya 3.982 termasuk suara HL yang hanya 2.486. Di Seram Bagian Timur, suara Prabowo-Gibran 47.734, sementara suara Gerindra 11.371 termasuk suara HL yang hanya 1.883," katanya.
"Lalu di Seram Bagian Barat, suara Prabowo-Gibra 82.789 dan suara Gerindra 16.849 termasuk suara HL 11.640. Di Aru, suara Prabowo-Gibran 37.549 dan suara Gerindra 4.031 termasuk suara HL yang hanya 2.893," sambungnya.
Selanjutnya di Maluku Barat Daya, suara Prabowo-Gibran sebanyak 32.153 dan suara Gerindra 7.186 termasuk suara HL hanya 6.054. Prabowo -Gibran juga memperoleh suara 26.736 di Buru Selatan, sementara Gerindra 4.351 termasuk suara HL yang hanya 3.690.
Prabowo-Gibran juga memperoleh 133.005 suara di Kota Ambon, sementara suara Gerindra 40.982 termasuk suara HL 36.212. Dan yang terakhir di Kota Tual, Prabowo Gibran meraih 26.615 sementara suara Gerindra di Pileg hanya 2.575 termasuk HL yang hanya 1.294 suara.
"Jadi HL dengan Gerindra-nya jangan sombong dan mengklaim bahwa Prabowo-Gibran menang di Maluku karena mereka, akan tetapi karena gabungan partai Koalisi Indonesia Maju yang sebagian besar ada di Koalisi Maluku Maju," tegas Sukri.
Oleh karena itu, lanjut Sukri, hasil kerja bersama ini tak mungkin dikhianati oleh Prabowo-Gibran dengan hanya pro kepada satu kandidat saja, sebagaimana yang diklaim oleh pasangan Hendrik-Vanath.
"Pak Prabowo sendiri sudah menegaskan bahwa dia akan netral. Ya, tentunya karena pertimbangan hasil kerja koalisi kemarin termasuk di Maluku. Beliau adalah seorang kesatria. Kami yakin perkataannya selaras dengan perbuatan nanti," ungkap Sukri.
Fungsionaris PKS Maluku ini juga mengatakan, untuk suara di level legislatif provinsi, gabungan perolehan suara partai koalisi gabungan di 2M yaitu PAN, PKS, Demokrat, Golkar, PBB dan Partai Umat, totalnya mencapai 61,77 persen, itu belum ditambah dengan total perolehan DPR RI.
"Semua tahu di Pileg kemarin, perolehan suara tertinggi adalah Widya Pratiwi dari PAN yang sekarang menjadi ketua tim pemenangan 2M yaitu 163. 315 suara. Posisi kedua ditempati Saadia Uluputty dari PKS yang dalam tim PKK pak Murad-Michael menjadi Ketua Srikandi,"rincinya.
Selain itu, tambahnya, di level DPR RI ini ada juga suara-suara yang cukup signifikan milik Michael Wattimena (Demokrat), Basri Damis (PKB), Ramly Umasugi (Golkar) dan sejumlah figur lainnya di koalisi Maluku Maju
"Jika suara-suara di Pileg ini dijaga maka dipastikan 2M akan menang mutlak. Prinsipnya, keliru jika kemenangan Prabowo di Maluku hanya diklaim sebagai upaya Gerindra saja,"tutupnya.(Nal)
Dapatkan sekarang