AMBON,AT–Ketua Lembaga Pengembangan Cabang, Ranting, dan Pimpinan Masjid (LPCRPM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Maluku, Husin Mamang, mengingatkan pentingnya menyelaraskan kemajuan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dengan penguatan masjid, cabang, dan ranting Muhammadiyah.
Menurutnya, keberhasilan AUM, seperti rumah sakit dan perguruan tinggi Muhammadiyah, tidak otomatis berdampak pada perkembangan struktur Muhammadiyah di tingkat bawah jika tidak dibarengi sinergi dan komunikasi yang kuat.
“Di Maluku, masih banyak hambatan komunikasi antara pengurus AUM dan struktur Muhammadiyah di akar rumput. Akibatnya, nyaris tidak ada koordinasi apalagi kerja sama,” ujar Husin kepada media ini, Kamis (30/07)
Ia menegaskan, sudah saatnya semua elemen di tubuh Muhammadiyah Maluku duduk bersama dan menyusun langkah strategis.
Husin menyampaikan delapan indikator penting sebagai panduan sinergi AUM dengan cabang, ranting, dan masjid Muhammadiyah meliputi
Program pengembangan cabang, ranting, dan masjid,Pengalokasian anggaran untuk pembinaan akar rumput. Sistem pembinaan SDM berbasis keaktifan di struktur Muhammadiyah
Kemudian, MoU nyata antara AUM dan struktur Muhammadiyah. Wilayah binaan AUM di sekitar cabang dan ranting, Unit kerja khusus untuk menangani pengembangan cabang dan ranting.
Ketujuh Monitoring dan evaluasi kegiatan secara berkala delapan, keterlibatan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) dalam literasi dan artikel pengembangan ranting dan masjid.
Menurutnya, beberapa AUM di daerah lain telah menunjukkan praktik baik. Misalnya, rumah sakit Muhammadiyah yang mewajibkan pegawainya aktif di masjid dan ranting tempat tinggal.
Bahkan, ada yang menggunakan aplikasi untuk memantau keaktifan itu dan menjadikannya bagian dari penilaian kinerja.
Diusulkan agar pemotongan honor pegawai AUM maksimal 2,5 persen, yang dikelola transparan untuk mendukung kegiatan dakwah di masjid, cabang, dan ranting, melalui mekanisme yang bisa melibatkan Lazismu.
“Ini bukan soal dana semata, tapi soal kehadiran AUM sebagai bagian dari denyut persyarikatan,” tegasnya.
Beberapa rumah sakit Muhammadiyah bahkan memberikan diskon layanan kesehatan bagi pengurus cabang dan ranting, hingga menggelar layanan jemput bola seperti pengobatan gratis di masjid dan kantor cabang Muhammadiyah.
PTMA juga mulai menetapkan pengabdian dosen dan mahasiswa untuk memperkuat struktur Persyarikatan di sekitarnya sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat dan kontrak kinerja rektor.
"Pengurus Cabang Muhammadiyah menyambut baik dorongan sinergi ini. Mereka mengusulkan agar AUM turut mendampingi cabang dan ranting yang selama ini “mati suri”, agar bisa naik kelas, baik dalam hal keaktifan maupun kemandirian masjid," tegasnya.
Mamang Bilang, dukungan AUM tidak harus selalu berupa dana, bisa juga berbentuk kolaborasi program, pendampingan SDM, hingga pelatihan.
Dalam rekrutmen SDM AUM, cabang dan ranting bisa menjadi sumber calon tenaga profesional, dengan tetap menjaga standar kompetensi dan akhlak Islami.
“Kami butuh dialog yang intens dan setara. Sinergi itu tidak bisa tumbuh dalam diam,” ungkap Husin sahut salah satu pengurus cabang.
Tidak saja itu, setiap bentuk kerja sama ke depan harus disertai mekanisme pengawasan yang jujur dan transparan. Tidak cukup hanya berbagi tugas, tetapi juga berbagi tanggung jawab.
“Sinergi ini adalah modal dasar membangun Muhammadiyah yang lebih memberi manfaat bagi umat dan bangsa,” pungkasnya. (Wahab)
Dapatkan sekarang