AMBON, AT- Musik dan lagu-lagu yang berciri khas Maluku cukup populer bahkan sudah dikenal di seluruh Indonesia. Meskipun masih jauh dari harapan, namun para musisi Maluku terus berkarya untuk menciptakan karya yang tak kalah jauh dengan musisi dan penyanyi di daerah lain.
Hal ini diungkapkan Produser Studio FS Record, Jefri Banama saat diwawancarai Ambon Ekspres, usai mengikuti dialog Bastory Musik bersama Radio Ameks FM, Jumat (10/2) pekan lalu. Banama menjelaskan, untuk melindungi hak cipta dari musisi di Maluku, tentunya harus membutuhkan Peraturan Daerah (Perda).
Menurutnya, era digital saat ini kompetisi di dunia musik sangatlah kuat. Dengan demikian, jika Kota Ambon telah mendapatkan predikat Ambon City of Music (Ambon Kota Musik), pemerintah juga harus fokus untuk melakukan pengembangan musisi dan penyanyi asal Maluku.
"Sangat disayangkan jika Ambon City of Musik tidak dikembangkan oleh pemerintah daerah (Kota Ambon). Kami sebagai musisi merasa bangga dengan status tersebut. Olehnya itu, kami butuh dorongan dari pemerintah daerah untuk bersama - sama menjadikan Ambon sebagai kota musik, " kata Banama.
Mestinya, kata dia, dengan predikat Kota Musik Dunia, pemerintah Kota Ambon maupun Provinsi Maluku harus menyadari bahwa status tersebut tidak hanya sekadar pajangan atau khiasan semata, namun harus diimplementasikan dengan dukungan penuh untuk pengembangan baik dari sisi musik maupun lagu khas Maluku.
Selain itu, kata dia, meskipun di Maluku banyak studio rekaman, namun hasil produksinya belum berstandar nasional. " Kami tak berharap banyak dari pemerintah . Perda perlindungan musisi dan penyanyi juga sangat penting untuk direalisasikan oleh pemerintah dan DPRD. Kalau kami diberikan alat pancing, tentu saja kami akan memancing sendiri. Kami juga tahu dimana tempat ikan berada. Kira - kira gambarannya seperti itu, " katanya.
Dia menambahkan, selain sebagai sumber pendapatan, musik juga wadah atau sarana untuk mengedukasi masyarakat tentang hal-hal positif. Generasi muda bisa berkarya sebagai penyanyi maupun pencipta lagu.
"Selain untuk mengembangkan bakat dan minat, musik juga sebagai sarana sosialisasi dengan masyarakat. Kami terus berusaha dan berkarya untuk meningkatkan kualitas sehingga musisi di Maluku mampuh bersaing dengan daerah lain. Olehnya itu, kami butuh perhatian pemerintah demi mengembangkan dan memperkenalkan bahwa inilah jati diri Ambon City of Music, " singkatnya.
Dia menambahkan, kearifan lokal tidak hanya sekedar musik dan hobi tetapi juga sebagai sumber pendapatan.
"Sangat disayangkan jika gudang musiknya ada di Kota Ambon tetapi tidak dikelola secara maskimal oleh pemerintah daerah. Pengembangan Ambon City of Music menjadi tanggungjawab kita bersama,”tandasnya.
Hal senada disampaikan pencipta lagu dan penyanyi, Arino Talaohu. Dia menyayangkan jika Ambon City of Music hanya sebagai pajangan semata. " Percuma saja kalau julukan kota Ambon sebagai kota musik tapi tidak ada kualitas produksi musik yang ditunjukan. Ini kan lucu, " kata Talaohu.
Menurut dia, musisi dan penyanyi Maluku harus didorong sehingga mampu bersaing dengan daerah lain di Indonesia. " Kita tetap berkomitmen untuk melakukan pengembangan terhadap musisi dan penyanyi. Hanya saja untuk menghasilkan kualitas yang baik tentu kami butuh capur tangan semua stakholder terkhusunya pemerintah daerah, " singkatnya. (AKS)
Dapatkan sekarang