Kota Ambon Harus Miliki Rumah Industri Musik
FaizalLestaluhu
08 Sep 2023 14:36 WIT

Kota Ambon Harus Miliki Rumah Industri Musik

AMBON,AT-Sebagai Kota musik dunia, Kota Ambon mestinya memiliki home (rumah) industry. Betapa tidak, kota yang bertajuk manise itu terbilang sebagai kota konsumen alat musik ukulele terbesar di Indonesia. Hal ini disampaikan Pengamat Seni dan Budaya Maluku, Semi Toisuta di program bastori musik yang disiarkan Ameks FM, Kamis (7/9).

Menurutnya, setelah ditetapkan Ambon sebagai kota musik dunia oleh UNESCO pada tahun 2019 lalu, Pemerintah Kota Ambon tidak hanya bergantung pada seni dan musik untuk mempertahankan dan meningkatkan statusnya sebagai kota musik dunia, tetapi harus memiliki home atau rumah industri musik. 

“Untuk diketahui saat ini Kota Ambon sebagai konsumen alat musik Ukulele terbesar di Indonesia. Rata–rata alat musik ini dibeli dari luar daerah Maluku. Jika Ambon memliki rumah industri musik, maka dapat memberikan dampak ekonomi yang begitu besar kepada pelaku seni karena alat alatb musik tersebut tidak lagi dibeli di luar daerah, “ kata Toisuta. 

Toisuta menuturkan, Maluku sebagai konteks budaya musik di tingkat nasional tidak bisa ditandingi oleh daerah lain, namun apakah dominasi tersebut dapat bertahan lama atau tidak. Olehnya itu, sebagai kota musik dunia,  Ambon tidak hanya sekadar mengenal dan memainkan alat musik Ukulele, Tifa dan alat musik lainnya, tetapi bagaimana menciptakan pendidikan vokal untuk generasi kedepan. 

“Mulai dari sekarang kita harus menyiapkan pendidikan vokal untuk generasi Maluku agar mereka dapat berkompetisi dengan generasi daerah lain di tingkat nasional, “ pintanya. 

Selain itu, pinta dia, untuk menjaga eksistensi kebudayaan dan musik kearifan lokal di Maluku, maka perlu mendapat perhatian serius oleh pemerintah melalui pendidikan formal, informal maupun non formal sehingga wujud pelestarian kekuatan kearifan lokal tidak ditinggalkan oleh perkembangan zaman.

"Musik merupakan suatu totalitas dari seluruh aktivitas manusia. Siapa pun tak bisa menghindarinya karena  selalu berjalan dengan musik. Karena itu, musik tidak bisa dipandang hanya sebagai melodi tetapi juga ritmenya, " ulasnya. 

Dia mengaku, sejak duhulu musik sudah menjadi bagian dalam kehidupan manusia.

“Coba kita lihat jam dinding, dalam putaran waktunya terdapat skord dan interpalnya yang terukur. Jadi kalau ada yang mengatakan bahwa seseorang tidak dapat hidup tanpa musik merupakan suatu hal yang absolut, “ katanya. 

Di Maluku, kata Toisuta, alat musik selalu menjadi peran penting sebagai simbol komunikasi, baik secara komunal maupun personal.

“Dulu raja tidak menyuruh orang untuk memanggil marinyo, tetapi memukul alat musik tifa sebanyak sembilan kali. Nah saat mendengar pukulan alat musik tersebut marinyo langsung datang untuk menghadap raja. Inilah contoh simbol musik yang paling nyata di zaman dulu, “ tutup dia. (AKS)

Dapatkan sekarang

Ambon Terkini, Ringan dan cepat
0 Disukai