AMBON,AT-Ratusan guru penggerak dibawa pimpinan Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Maluku gelar kegiatan refleksi praktik baik di Kecamatan Banda Kabupaten Maluku Tengah. Kegiatan ini diharapkan harus bisa memberikan manfaat lebih khususnya bagi pendidikan di daerah yang dituju.
Kedatangan para guru ini disambut antusias oleh para guru non penggerak di Banda. Rombongan guru penggerak ini tiba di Banda dengan menggunakan Kapal KM. Pangrango, pada Senin (20/05) pukul 14.21 WIT, diterima ratusan siswa dan Camat serta forkopimcam setempat. Para guru penggerak terdiri dari Provinsi Maluku dan Maluku Utara ini dibawa pimpinan Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Maluku, Dinas Pendidikan Maluku Tengah dan Dinas Pendidikan Kota Ambon.
Kepala Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Maluku yang juga Plt. BGP Maluku Utara Dr. La Mansur, S.Pd, M.Pd mengatakan, memilih Banda sebagai tempat refleksi praktik baik, karena daerah tersebut memiliki sejarah tentang pendidikan.
Dikatakan, menjadi seorang guru penggerak bukan dipilih begitu saja oleh BGP. Namun melalui proses panjang, sehingga kemudian mampu keluar dari proses dan terpilih sebagai komunitas atau guru penggerak.
"Mereka ini adalah orang-orang hebat. Jadi dengan kehadiran mereka harus dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi pendidikan di Maluku Tengah khususnya Kecamatan Banda," kata Mansur saat memberikan arahan di acara penyambutan yang berlangsung di kantor Camat Kecamatan Banda, Senin lalu.
Kehadiran BGP di Kecamatan Banda tidak sekedar datang saja, tetapi memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada guru pada di sekolah yang dilakukan kegiatan nanti.
"Kami ke sini tidak sekedar jalan-jalan. Tetapi juga memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada guru di Kecamatan Banda. Guru penggerak ini akan saling berbagi satu dengan yang lain," sahut Mansur.
Pantauan media ini, tepatnya pada Selasa (21/05/2024) ratusan guru penggerak dibagi dalam beberapa kelompok dan mendatangi sekolah yang telah ditentukan untuk memberikan kegiatan refleksi praktik baik.
Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Maluku Tengah, Husen Mukadar saat membuka kegiatan belajar bersama Guru Penggerak di SDN 247 dan SDN 235 Maluku Tengah, Selasa kemarin menjelaskan, alasan memilih Banda karena semua berawal dari Banda dan harus kembali ke sejarah.
Dikatakan, bangkitnya kolonialisme dari Banda, begitu juga bangkitnya sistem kenegaraan dari Banda. Itu sehingga sebanyak 56 tokoh nasional saat itu diasingkan oleh Belanda di Banda.
"Banda harus bangga dengan itu. Kenapa dulu Banda terkenal kok sekarang malah tidak bersemangat, dengan semangat Kora-Kora kita semua datang kesini untuk berikan pengalaman dari komunitas guru penggerak yang hadir," katanya.
Kata dia, sejauh ini pembahasan mengenai guru penggerak dan kurikulum merdeka hanya sebatas daring, dan saat ini ketemu tetap muka langsung dengan para guru tersebut.
"Jangan berkecil hati, buang ego ya, mari kita berpegang tangan. Semangat Kora-Kora ada di sini. Semangat itu yg harus kobarkan kembali untuk membangun pendidikan di Maluku khususnya Banda," sebut Mukadar.
Orang nomor satu di Dinas Pendidikan Maluku Tengah itu, ingatkan jajarannya untuk mau menerima setiap masukan dari komunitas Guru Penggerak. Dengan begitu akan menambah pengetahuan.
"Saya berharap para guru yang ada di Kecamatan Banda, mau menerima masukan jangan berkecil hati, minder atau malu-malu. Ada permasalahan segera ditanyakan, karena mereka hadir untuk berbagi. Silahkan ambil ilmu dari komunitas penggerak ini. Mereka adalah guru-guru hebat yang datang ke Banda untuk berbagi," katanya.
Sementara, Selvira Mastur perwakilan guru dari SDN 247 dan SDN 235 Maluku Tengah sangat menyambut baik kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru penggerak dibawa naungan Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Maluku.
Bahkan kehadiran guru penggerak ini tidak saja dari Maluku tetapi juga Maluku Utara, tentu ini suatu kebanggaan bagi guru yang ada di Kecamatan Banda. Terutama guru sekolah SDN 247 SDN 235.
"Untuk kegiatan refleksi ini saya harap bukan kali ini saja kegiatannya, bisa juga untuk tahun mendatang, biar kita saling berbagi ilmu tentang pendidikan khususnya kurikulum merdeka belajar," tandasnya.
Kegiatan serupa juga dilakukan di SMA Negeri 1 Maluku Tengah dan beberapa sekolah lainnya. Kepala Sekolah SMAN 1 Maluku Tengah Badiun mengaku, bangga dengan kehadiran guru penggerak di Kecamatan Banda, karena telah berbagi pengalaman dan memberikan pengetahuan baru kepada guru-guru di sekolah tersebut.
"Kami bangga dengan kehadiran guru-guru penggerak. Mereka memberi pengetahuan baru untuk menambah wawasan guru kita. Ini penting agar pembelajaran bisa sesuai dengan kurikulum merdeka belajar tercapai. Kami sangat mengharapkan ilmu yang diberikan guru penggerak, dapat tersalurkan dan dipahami secara baik oleh guru kita," sebut Badiun.
Kehadiran para guru penggerak diharapkan tidak saja saat ini, tetapi seterusnya, karena telah memberikan dampak yang baik pada guru non penggerak di sekolah itu.
"Mudah-mudahan kerjasama kegiatan di bulan November bisa juga di Banda. Kalau bisa jangan sekali ini saja. Kalau ada tahap II kami usulkan ke Banda lagi. Kami ingin lebih banyak belajar dan bertukar pikiran dengan baik," tandasnya.
Dijelaskan sekolah yang dipimpinnya itu masih kekurangan guru Kimia dan Olahraga.
"Memang ada kekurangan guru dua mata pelajaran itu, tapi alhamdulillah kekosongan ini bisa diisi sementara oleh guru honorer, sambil tunggu pengangkatan," ungkap Badiun. (Wahab)
Dapatkan sekarang