MASOHI, AT. – Bersama Wakil Gubernur Maluku, Abdullah Vanath, Bupati Maluku Tengah, Zulkarnain Awat Amir hadiri pelaksanaan sidang senat terbuka, wisuda sarjana strata satu Universitas Djar Wattiheluw.
Berpusat di Baileo Ir. Soekarno, Kota Masohi, kegiatan tersebut turut serta dihadiri Kepala LLDIKTI Wilayah XII Maluku dan Maluku Utara, Dr. J.E. Lekatompessy, Kepala Kemenag Maluku Tengah, unsur Forkopimda, serta orang tua wisudawan dan tamu undangan lainnya.
Pada wisuda angkatan ketiga ini, Unidjar resmi meluluskan 158 sarjana dari tiga program studi: Administrasi Negara, Administrasi Niaga/Bisnis, serta Ilmu Hukum yang untuk pertama kalinya mencetak lulusan sejak transformasi Unidjar dari penggabungan STIA dan STIH Said Perintah.
Dalam amanatnya, Bupati Zulkarnain menyampaikan bahwa wisuda bukan sekadar seremonial akademik, melainkan perayaan hasil perjuangan panjang yang ditempuh dengan kerja keras, dedikasi, dan doa.
“Ini bukan garis akhir sebuah perjuangan, tetapi titik awal dari pengabdian yang lebih besar, kepada ilmu, kepada masyarakat, daerah, dan kepada tanah air,” tegasnya.
Mengutip pesan Bung Karno, ia mengingatkan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai ilmu dan menjadikannya kekuatan pembebas dari ketertinggalan.
“Semangat itulah yang harus hidup dalam diri setiap sarjana muda hari ini. Jadikan ilmu bukan hanya pengetahuan, tetapi kekuatan yang menerangi kehidupan,” ujarnya.
Bupati yang merupakan alumni Universitas Brawijaya itu juga menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah menaruh harapan besar pada lulusan Unidjar sebagai bagian dari generasi emas daerah.
“Kalian harus kreatif, inovatif, dan berani menciptakan peluang. Dunia bergerak cepat, karena itu jadilah pencipta lapangan kerja, bukan hanya pencari pekerjaan,” pesan Zulkarnain.
Ia juga mengapresiasi peran orang tua yang menjadi fondasi keberhasilan para wisudawan.
“Di balik toga dan senyum hari ini, ada pengorbanan dan kasih yang tak bertepi dari orang tua. Mereka adalah guru pertama dalam kehidupan,” tuturnya.
Wakil Gubernur Maluku, Abdullah Vanath, turut memberikan arahan yang menekankan pentingnya mentalitas kemandirian bagi para sarjana baru.
“Kesuksesan bukan hanya menjadi PNS atau bekerja di perusahaan besar. Dunia di luar sana sangat luas dan menanti inovasi anak-anak muda,” ujar Vanath.
Ia mengibaratkan perguruan tinggi sebagai pabrik yang menghasilkan manusia berilmu dan berkualitas.
“Perguruan tinggi adalah pabrik yang memproduksi sumber daya manusia. Jadilah produk berkualitas yang membawa manfaat bagi masyarakat. Kalau bisa, ciptakan lapangan usaha bagi orang lain,” tambahnya.
Vanath mengajak para lulusan untuk tampil percaya diri dan membuktikan bahwa anak Maluku mampu bersaing secara global. (Jen).
Dapatkan sekarang