DPRD Maluku Imbau Masyarakat Tidak Terprovokasi, Kapolda Harus Tegas
Benhur George Watubun, Ketua DPRD Maluku.
FaizalLestaluhu
13 Jan 2025 09:53 WIT

DPRD Maluku Imbau Masyarakat Tidak Terprovokasi, Kapolda Harus Tegas

AMBON,AT-Bentrok dua kelompok pemuda di tugu Trikora Kota Ambon pada Minggu (12/1) akibat balap liar dan pengaruh minuman keras (miras) diharapkan tidak terulang. Masyarakat diminta untuk tidak terprovokasi.

Penegasan tersebut disampaikan Ketua DPRD Maluku Benhur George Watubun, baginya konflik tersebut mestinya tidak perlu terjadi, karena berada dipusat Kota dan harus ditangani secepatnya oleh aparat keamanan.

"Insiden seperti ini mesti tidak harus terjadi," kata Benhur kepada Ambon Ekspres, Minggu kemarin.

Dirinya berharap Kapolda dan jajarannya harus bersikap tegas, menindak pihak yang tidak bertanggungjawab yang ingin memanfaatkan situasi dengan membuat keributan. 

"Selaku pimpinan DPRD, Saya berharap Kapolda dan jajaran bersikap tegas menindak orang-orang yang tidak bertanggung jawab, yang sengaja merusak dan memanfatkan situasi," pinta Benhur.

Benhur himbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi dengan bentrok tersebut, serahkan semuanya kepada aparat keamanan.

Ia berharap pos jaga di sekitar tugu Trikora harusnya tidak perlu di cabut, karena lokasi tersebut dan sekitarnya sering menjadi arena balap liar saat malam hari.

"Saya himbau masyarakat agar jangan mudah terprovokasi dengan hasutan-hasutan yang tidak bertanggung jawab. Untuk pos jaga, kami kira tidak perlu di cabut harus ada dilokasi tugu Trikora, untuk awasi balap liar yang meresahkan warga,"harap Benhur.

Sementara itu, Ketua Pengurus Besar Ikatan Persaudaraan Muslim Nusa Ina (PB-Iksamuni) Provinsi Maluku Irwan Patty mengutuk keras adanya bentrok itu.

"Kejadian tersebut murni kriminal tidak ada kaitannya dengan unsur sara," kata Irwan Patty.

Dirinya menghimbau kepada seluruh masyarakat seram di manapun berada, dan Maluku pada umumnya agar jangan terprovokasi dengan kejadian atau isu yang di plintir orang tidak tertanggungjawab mengatasnamakan sara.

"Mari bangun hubungan kekeluargaan dengan pendekatan tala eti sapa lewa, patasiwa patalima, pela gandong yang telah dirajut selama ini di Maluku," ajak Patty.

Kapolda Maluku dan jajaran diminta mengusut pelaku dibalik bentrok tersebut, mereka yang terlibat sebagai pemicu harus diproses, sehingga ada kepastian hukum dan kejelasan motif.

"Ini perlu agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Tantangan kita ke depan adalah kemiskinan. Mari kita tetep bekerja sesuai Provesi kita masing masing. Bahu membahu membangun Maluku yang lebih baik dan lebih maju ke depan," tandasnya.

Bentrok dua kelompok tersebut mendapat ragam tanggapan dari masyarakat Maluku di berbagai platform media sosial. Banyak yang mengutuk kejadian itu.

"Yang bikin gaduh dan mau bawah nama isu sara, dia bukan orang Maluku atau Ambon. Katong seng bodoh lai, Katong mau ingin hidup damai dan bergandengan tangan. Hindari Provokasi.
##Ambon Manise, Ambon cinta Damai," tulis R. Z. Manuputty di akun facebooknya Minggu kemarin.

Tanggapan yang sama juga disampaikan  Fatimah Sialana di akun facebooknya dengan caption.

"Ingatang hidop ini ada susah. Bajual di pasar for cari untung satu dua ribu saja su susah. Bayar uang skolah dan UKT kuliah saja stengah mati. Bayar listrik, air, paket data, pulsa stengah mati. Balong orang tatua kredit di bank for anak anak pung kebutuhan. Katong orang Ambon laeng sayang laeng. Potong di kuku rasa di daging. Mari baku kele, baku sayang. Kalau bukan katong yang kasi maju katong punya kota Ambon manisse ini dan Maluku ini, lalu mau harap sapa lae. Damai itu indah," tulis Dosen Universitas Pattimura Ambon itu dengan dialeg Ambon. (Wahab)

Dapatkan sekarang

Ambon Terkini, Ringan dan cepat
0 Disukai