AMBON, AT.-Pelestarian kawasan pesisir dan laut tak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Peran aktif masyarakat dan institusi pendidikan juga sangat diharapkan.
Menyadari hal itu, Yayasan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (YPPM) Maluku melaksanakan seri kampanye perairan dilindungi dan pelestarian pesisir dan laut di Negeri Kailolo, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah. Kegiatan selama tiga kali, yakni pada 29 Oktober, 6 dan 12 November 2022 di Kailolo itu dipusatkan di SD Negri 317 Maluku Tengah, Madrasah Ibtidaiyah Negri 7 Maluku Tengah dan SMP Negeri 26 Maluku Tengah.
Ini merupakan program penguatan sumber daya masyarakat pesisisr, yang merupakan kerja sama Burung Indonesia dan Critical Ecosystem Partnership Fund (CEPF) serta YPPM yang didukung Pemerintah Negeri Kailolo.
Sebanyak 143 peserta dari jumlah keseluruhan peserta didik yang mengikuti serangkaian kegiatan tersebut. Para guru dan mahasiswa KKN Universitas Pattimura Ambon juga dilibatkan dalam aksi bersih pantai.
Edukasi yang diberikan tentang pengenalan satwa laut yang dilindung, jenis-jenis satwa perairan yang dilindungi, tujuan konservasi jenis ikan, dan permasalahan sampah dan solusinya. Sedangkan lokasi pengumpulan sampah di pesisir pantai Negeri Kailolo, Wairiang hingga awasan konservasi burung Maleo.
Dalam sambutan singkatnya, Direktur YPPM Maluku, Abdulgani Fabanjo mengatakan, generasi muda berperan dan memiliki tanggung dalam upaya pelestarian alam dan satwa dilindungi. Terutama menjaga ekosistem pesisir dan laut.
“Saya berharap kedepannya penerus bangsa yaitu para peserta didik mampu menjaga kelestarian dan melindungi sumber daya laut dari kerusakan dan menjaga kebersihan lingkungan pesisir akibat pembuangan sampah,"ungkap Gani dalam rilis yang diterima Ambonterkini.id, Selasa (13/12/2022).
Sementara itu, koordinator program, Ratih mengatakan, lewat seri kampanye ini siswa juga mampu mengolah sampah di sekolah secara mandiri dengan cara membawa botol air yang dapat dipakai dan diisi ulang, tidak menggunakan sedotan plastik, membawa tas sendiri ketika berbelanja dan dapat mendaur ulang sampah menjadi bahan yang dapat dipakai kembali.
"Siswa juga diajak mengenal jenis biota laut yang dilindungi dengan cara menggambar dan mewarnai setiap jenis biota,"kata Ratih.
Sampah yang paling banyak ditemukan di pesisir pantai Kailolo sampah plastik seperti sedotan, kemasan makanan, minuman, dan bungkus rokok.
Sebagaian sudah dalam kondisi rapuh dan mudah terurai menjadi butiran-butiran plastik yang lebih kecil. Hal ini menunjukkan sampah plastik tersebut sudah berada di kawasan pesisir cukup lama dan tidak bisa terurai. Jumlah sampah yang diangkut sebanyak 6 karung.
"Terbayang betapa banyaknya sampah yang ada di pesisir kita yang tidak terkelola dengan baik menyebabkan penurunan kualitas lingkungan ataupun membahayakan biota laut. Oleh karena itu mari jaga lingkungan pesisir dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan memstikan sampah yang kita hasilkan sudah dikelola dengan baik,"harapnya. (tab)
Dapatkan sekarang