Puluhan PSK di Ambon Terjaring Saat Razia
Tertangkap saat razia, PSK dibawah menggunakan mobil ke Kantor Dinsos Kota Ambon, kemarin. --Jardin/AT.
FaizalLestaluhu
30 Oct 2023 21:12 WIT

Puluhan PSK di Ambon Terjaring Saat Razia

- Kadinsos : Ada Juga Mahasiswa

AMBON,AT-Janji Dinas Sosial (Dinsos) Kota Ambon, untuk melakukan razia terhadap Pekerja Seks Komersial (PSK), di Kota Ambon akhirnya terealisasi. Kemarin, puluhan pekerja seks tersebut berhasil ditangkap saat razia. Razia tersebut juga sebagai bentuk keseriusan Pemerintah Kota Ambon, terhadap tingginya kasus Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV), dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).

Pantauan media ini, razia PSK itu dipimpin langsung oleh Pelaksana tugas (Plt) Kadis Sosial Kota Ambon, Enrico Rudolf Matitaputty. Tim dalam razia itu, yakni personil Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP), personil Polsek Sirimau, dan petugas Dinas Sosial. Razia dimulai sekira pukul 22.30 WIT, hingga 24.15 WIT,  akhir pekan kemarin, dengan sasaran kawasan jalan Sam Ratulangi, Pantai Mardika, Pattimura Park, hingga Lapangan Merdeka, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.

"Kita ambil titik start dari Balai Kota Ambon, kemudian lanjut ke kawasan jalan Sam Ratulangi, kawasan Pantai Mardika, Pattimura Park, Lapangan Merdeka, dan juga taman bawa Jembatan Merah Putih (JMP) Tantui," beber Pelaksana tugas (Plt) Kadis Sosial Kota Ambon, Enrico Rudolf Matitaputty, kepada media ini saat pelaksanaan razia tersebut.

Menurutnya, empat kawasan tersebut merupakan daerah yang menjadi tempat nongkrongan para wanita penghibur itu.

"Kawasan-kawasan itu yang memang dari hasil pengamatan kita menjadi salah satu  tempat nongkrong wanita-wanita tersebut," bebernya.

Dijelaskan, razia tersebut dilakukan dengan berbagai metode, sehingga berhasil mengamankan puluhan wanita penghibur tersebut.

"Saat razia kita pakai mobil angkot, agar mengelabui mereka (PSK), kemudian juga mobil Patroli Satpol PP, dan juga mobil Dinsos. Nah saat razia itu ada tim kita yang menyamar sebagai pelanggang dari mereka. Ada 25 orang PSK yang berhasil diamankan," terang Enrico. 

Dikatakan, puluhan wanita PSK yang diamankan, memiliki berbagai latar belakang dan status sosial.

"Kalau  anak dibawa umur tidak ada, namun latar belakang mereka berbeda. Ada yang berstatus janda, ada juga yang berstatus mahasiswa disalah satu perguruan tinggi di Kota Ambon, kemudian ada juga yang memiliki suami. Umur mereka rata-rata diatas 20 hingga 45 Tahun," bebernya.

Selain memiliki latar belakang yang berbeda, kata dia, mayoritas dari para PSK tersebut bukanlah penduduk Kota Ambon.

"Ada juga yang berdomisili kota Ambon tetapi sebagian besar dari luar. Seperti Maluku Tengah, Buru, Buru Selatan, dan juga Sulawesi. Jadi ini memang PR (Pekerjaan Rumah) besar yang harus kita selesaikan karena kita tahu angka HIV dan AIDS di Kota Ambon cukup tinggi," paparnya.

Ditegaskan, razia yang dilakukan oleh pihaknya itu juga melibatkan tim dari Dinas Kesehatan Kota Ambon. Sebab hal tersebut (razia) sebagai bentuk langkah antisipasi terhadap tingginya kasus HIV dan AIDS di Kota Ambon.

"Setelah diamankan kemudian kita bawah ke Oantor Dinas Sosial, untuk dibina dan melakukan pengambilan darah untuk mengetes HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya, disamping itu juga kita melakukan tes urine mereka," terangnya.

Enrico mengaku, Pemerintah Kota Ambon memiliki pekerjaan rumah yang sangat besar terhadap pemberantasan para PSK di Kota Ambon.

"Kita (Dinsos) juga melakukan assessment setiap orang untuk mengetahui minat dan bakat yang dimiliki oleh mereka karena kalau kita bicara soal lapangan pekerjaan bagi mereka itu agak berat karena pendapatan mereka itu sehari Rp 500.000 sampai Rp700.000, jadi kalau dikalikan setiap bulan maka pendapatan mereka itu lebih besar, nah itu pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan dengan mencari solusi yang terbaik bagi mereka," tuturnya.

Meski demikian, ucap Enrico, usai pembinaan puluhan wanita PSK itu kemudian membuat surat penyataan agar tidak lagi mengulangi perbuatan mereka.

"Setelah kita koordinasi dengan Balai Latihan Kerja (BLK) itu tidak ada pelatihan lagi, sehingga kita melakukan pengawasan terhadap mereka dan mereka juga sudah membuat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatan serupa dan apabila kedapatan lagi maka kita lihat jika melanggar pidana ya kita pidana tapi kalau tidak ya tidak usah, tapi mereka berjanji untuk tidak melakukan hal serupa," tandasnya.

Disinggung soal hasil tes darah terhadap puluhan wanita PSK tersebut, dirinya mengaku, belum menerimanya.

"Nanti kalau hasilnya sudah keluar baru kita sampaikan," pungkasnya.

Sebelumnya, Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV), dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), di Kota Ambon, terus meningkat dari waktu ke waktu. Pemerintah kota (Pemkot) Ambon, tidak tinggal diam. Berbagai upaya terus dilakukan, termasuk mendatangi tempat-tempat yang dianggap rawan terjadinya penularan kasus tersebut. Selain itu warga diingatkan untuk terus waspada.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Ambon, Wendy Pelupessy mengatakan, tudingan jika Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, tidak serius menangani kedua kasus tersebut di Kota Ambon, sangat keliru sebab hampir setiap harinya Dinas Kesehatan dan sejumlah relawan melakukan screening disejumlah lokasi yang dianggap rawan penyebaran virus mematikan itu.

"Pemerintah Kota Ambon, bukan lambat tapi justeru cepat dalam menangani kasus HIV/AIDS, dan menekan lajunya kasus ini. Selama ini kita melaksanakan jemput bola dengan melakukan screening atau deteksi dini kepada semua orang yang berpotensi terpapar, atau tempat-tempat yang dianggap rawan, misalkan tempat hiburan malam dan lainnya," tegasnya beberapa hari lalu. 

Menurutnya, selain screening atau deteksi dini yang dilakukan kepada semua orang yang berpotensi terpapar, dan tempat-tempat yang dianggap rawan, pihaknya juga telah menyiapkan sejumlah Puskesmas di Kota Ambon, untuk melakukan pemeriksaan terhadap warga yang diduga menjadi calon terpaparnya virus tersebut.

"Setiap  ibu hamil  yang datang memeriksa kandungan di Puskesmas, juga dilakukan pemeriksaan HIV dan AIDS. Dan itu (pemeriksaan), berlaku untuk seluruh fasilitas kesehatan. Pemeriksaan seluruhnya gratis. Kenapa sekarang kita lakukan deteksi dini? karena itu langkah mencegah, sebab pada beberapa tahun silam itu yang kita temukan justru AIDS, bukan HIV, sehingga usia hidup bagi penderita AIDS itu pendek ketimbang usia hidup untuk penderita HIV," paparnya.

Ditambahkan, khusus untuk tahun 2023 sendiri,  sudah terdapat 184 kasus. Meski begitu, Pelupessy tidak menjelaskan secara rinci jumlah penderita masing-masing dari perempuan atau laki-laki.

"Kemudian untuk kasus baru dari Januari hingga Agustus kemarin setelah kita pilah sesuai dengan instruksi pak Wali khusus ber-KTP Ambon itu ada 94 kasus sedangkan yang ber-KTP di luar kota Ambon baik itu kabupaten lain maupun provinsi lain itu ada 90 kasus total kasus baru yang kita temukan itu ada 184 kasus baru," tutup Pelupessy. (AH)

Dapatkan sekarang

Ambon Terkini, Ringan dan cepat
0 Disukai