NAMROLE,AT-Wakil Bupati Buru Selatan Gerson Elieser Selsily mengatakan Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan diharapkan menjawab berbagai permasalahn pendidikan seperi, kualifikasi di bawah standart, serta guru-guru yang kurang kompeten. Selain itu, guru diera revolusi industri 4,0 harus memiliki kemampuan melaksanakan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan. Demikian hal ini disampaikan Selsily dalam sambutan tertulsinya yang dibacakan saat menbuka kegiatan pencanangan program Sarjana (S1) Bagi Guru Dalam Jabatan di Kabupaten Buru Selatan Universitas Pattimura Ambon yang berlangsung di Aula Kantor Bupati, Sabtu (7/6) kemarin.
Orang nomor dua di Kabupaten Buru Selatan ini mengungkapkan, program sarjana bagi guru dalam jabatan, merupakan program pendidikan yang diselengarakan untuk mempersiapkan lulusan S-1 Kependidikan dan S-1/DIV non kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan standart pendidikan guru.
“Pada dasarnya tujuan program RPL di lingkungan Universitas Pattimura Ambon dalam meningkatkan akses untuk mengikuti pendidikan tinggi, memberikan kesempatan kepada masyarakat dan atau stakholder yang telah memiliki pengalaman,”ujarnya.
Dijelaskannya, pendidikan tinggi dengan prinsip satu kesatuan yang sistematik dengn sisitem terbuka dan multi makna dengan prinsip sistim terbuka ini, maka kesempatan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi menjadi lebih terbuka.
Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 8 tahun 2022 tentang kerangka kualifikasi Nasional Indonesia dan Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 73 tahun 2013 tentang penerapan kerangka kualifikasi nasional Indonesia dibidang pendidikan tinggi telah memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi melalui rekoningsi pembelajaran lampau. (RPL).
“Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah proses pengakuan atas capaian pembelajaran seseorang yang di capai sebelumnya, baik melalui pendidikan formal, non formal, informal, atau pelatihan-pelatihan terkait dengan pekerjaannya maupun dilakukan secara otodidak melalui pengalaman hidupnya," jelasnya.
Untuk data tenaga pengajar di Buru Selatan sendiri, kata Selsily, kita memiliki 2828 guru yang terbagi dalam 184 guru di Taman Kanak-Kanak , 1259 guru di Sekolah Dasar, 835 guru di Sekolah Menengah Pertama, 238 guru Sekolah Menengah Atas, dan 160 guru Sekolah Menengah Kejuruan.
“Seluruh guru akan terus di tingkatkan lagi kemampuan nya sehingga bisa terus menerus membina bibit-bibit unggul dalam membangun negeri menuju Indonesia Emas,”ujarnya.
Dengan pencanangan sarjana (S-1) bagi guru dalam jabatan,lanjut Selsily, membuat kita semua sadar tentang pentingnya pendidikan di perguruan tinggi.
“Program ini juga bukti kongkrit perhatian pemerintah daerah terhadap upaya peningkatan sumber daya manusia khususnya pada bidang pendidikan dengan meningkatnya kualitas guru, maka peserta didik yang dihasilkan tentu lebih berkualitas,” yakinnya.
Sementara itu, Rektor Unpatti Prof .Fredy Leiwakabessy yang hadir langsung dalam pencananganan ini mengatakan, kegiatan ini merupakan program yang dilakukan secara terukur dan sistematis untuk bisa memperoleh sumber daya manusianya, untuk pendidikan sarjana dan juga pendidikan profesi guru.
Olehnya itu lanjut Leiwakabessy Pemerintah Daerah Kabupaten Bursel harus benar- benar memperhatikan bagaimana memperdayakan dan meningkatkan kapasitas
"Melalui Implementasi dari ilmu youtuber kita harus bergerak cepat untuk bisa menginput apa yang sudah sepakati di dalam MOU yang ada kaitan dengan tri dharma perguruan tinggi sehingga pendidikan dan pengajaran penelitian pengabdian kepada masyarakat yang sekarang ditempuh untuk bagaimana mempercepat peningkatan kualitas akademik dan modernisasi yang baik dan benar,"pungkasnya.(Edy)
Dapatkan sekarang