AMBON, AT - Sebagai tanaman penghasil buah dengan komposisi gizi yang relatif tinggi, pohon Sukun (Artocarpus Altilis) ternyata sangat bermanfaat. Selain dapat di konsumsi buahnya serta daunnya yang dapat dijadikan obat, batang pohon satu ini ternyata digunakan sebagai bahan baku pembuatan alat musik tifa di Maluku.
Sebagian masyarakat di Maluku hanya beranggapan bahwa pohon ini hanya berkaitan dengan lingkungan semata, ternyata betapa pentingnya menanam pohon sukun merupakan tindakan bijak untuk mempertahankan dan melestarikannya sebagai bahan baku pembuat alat musik Tifa yang kini hampir punah.
Direktur Ambon Music Office, Ronny Loppies kepada media ini, Senin (27/2) menjelaskan, pohon sukun memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Dimana nilai tambah dari pohon tersebut adalah kekayaan Biodifersitas keaneka ragaman hayati yang ada di Maluku khususnya di Kota Ambon sangat berkaitan dengan Musik.
Menurut Ronny, batang pohon sukun merupakan salah satu bahan baku room material dari pembuatan alat musik tradisional Maluku yaitu Tifa yang dinilai hampir punah dari generasi. Olehnya itu, kelestarian akan pohon tersebut perlu di jaga dan dilestarikan.
“ Jadi sebanarnya tanpa disadari bahwa langkah penanaman pohon sukun oleh pemerintah provinsi merupakan langkah bijak untuk mengkonservasi kayunya sebagai bahan pembuatan Tifa, “ ungkap Ronny Loppies.
Direktur Amo ini mengaku, selama ini masyarakat Maluku biasanya mengkonsumsi buah sukun sebagai makanan ringan yang di goreng, direbus atau di buat keripik, namun potensinya sebagai pangan alternatif pengganti beras.
Dengan demikian, kata dia, hingga saat ini masalah utamanya adalah masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya akan tanam sukun , baik dalam bentuk fungsi buahnya maupun fungsi dari batang pohonnya.
“ Untuk diketahui bahwa batang pohon sukun merupakan bahan baku dari alat musik Tifa, “ ujarnya.
Selain Sukun, pohon Titi (Gmelina Moluccana) juga memiliki fungsi yang sama sebagai bahan baku pembuatan alat musik Tifa yang merupakan alat musik tradisional Maluku.
Karenanya, dengan semakin punahnya alat musik khas Maluku, ia meminta baik kepada Pemerintah Provinsi maupun Kota Ambon agar memberikan edukasi untuk menyadarkan masyarakat tetang betapa pentingnya menanam dua pohon tersebut.
Kedua species tersebut mestinya dijaga dan dilestarikan dengan baik karena kedua pohon ini dapat mengurangi emisi karbon yang merupakan suatu fungsi yang sangat luar biasa serta erat hubungannya dengan Ambon City Of Musik.
“ Kelebihan dari kedua kayu tersebut masih diuji langsung dari Universitas Pattimura Ambon. Memang banyak kayu, tapi menurut pelaku ekonomi kreatif mengaku bahwa hanya kedua kayu tersebut dapat menghasilkan sound dan bunyi yang berbeda secara specifik, “ imbuhnya.
Pihaknya menambahkan, disini lain kedua jenis pohon itu diakui memiliki kekuatan kayu yang sangat baik dan bisa menghasilkan resonansi bunyi yang baik. Dari sisi volume suara Tifa yang terbuat dari kedua kayu tersebut kekuatan suaranya sangat intens.
“ Setelah di buat dalam bentuk Tifa terlebih dulu kemudian bisa dilihat ruang resonansinya Tifa yang berbentuk kecil menghasilkan bunyi yang lebih tinggi, sementara tifa yang berbentuk besar menghasilkan bunyi yang rendah. Secara spesifik antara kayu titi dan kayu sukun sebenarnya menghasilkan bunyi yang sama untuk jenis Tifa, “ pungkasnya. (AKS)
Dapatkan sekarang