AMBON, AT- Penelitian folklor sebagian lisan yang ada di Negeri Rutong, Maluku, mengungkapkan pentingnya tradisi lisan sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya lokal.
Penelitian yang dipimpin oleh sekelompok peneliti Politeknik Negeri Ambon (Polnam) ini, berfokus pada bagaimana masyarakat Rutong mempertahankan kearifan lokal dalam bentuk tarian dan ritual adat Negeri Rutong yang masih hidup ditengah masyarakat.
Negeri Rutong, yang terletak di wilayah pesisir Kota Ambon, memiliki kekayaan budaya yang sangat beragam, salah satunya adalah folklor sebagian lisan yang masih dipertahankan dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Dalam penelitian yang melibatkan informan kunci yaitu tua-tua adat, pelaku tradisi, dan saniri negeri Rutong dirampung dalam kegiatan FGD( Focus Group Discation) para peneliti menemukan ritual tradisional,berupa ritual sebelum pelantikan raja, sasi laut, tarian termasuk tarian Cakalele Bulu Ayam, Dansa Tali, Round Pisang Hari Raja yang mengandung nilai-nilai moral dan sosial yang mendalam.
Peneliti utama, Jessy J. Hahury menjelaskan, folklor sebagian lisan bukan hanya tentang cerita atau mitos belaka, tetapi juga berfungsi sebagai alat untuk mengajarkan generasi muda mengenai pentingnya keberanian, kesatuan, dan tanggung jawab terhadap alam.
"Folklor sebagian lisan ini yang disampaikan secara tutur lisan ini mengandung pesan-pesan tentang keharmonisan dengan alam dan kekuatan kolektif dalam menghadapi tantangan kehidupan. Ini adalah cara masyarakat Rutong menjaga kearifan lokal mereka,"ujar Jessy J. Hahury dalam rilis kepada Ambonterkini.id (media grup Ambon Ekspres), Senin (13/1/2025).
Salah satu contoh penting dari folklor sebagian lisan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah tarian Cakalele, yang dianggap sebagai simbol kekuatan dan keberanian masyarakat Rutong.
Tarian ini, yang biasanya dipertunjukkan dalam upacara adat atau perayaan penting sebelum dilakukan, ada ritualnya tidak hanya sebagai tarian penyambutan tamu tetapi juga mengandung pesan tentang solidaritas dan keberanian dalam menghadapi musuh atau tantangan juga penghormatan terhadap leleuhur.
Para penari yang mengenakan bulu ayam dalam tarian tersebut diyakini membawa kekuatan dan semangat juang yang diwariskan oleh leluhur mereka.
Selain itu, ritual Sasi Laut juga menjadi bagian penting dari penelitian ini. Para peneliti menemukan bahwa tradisi ini bukan hanya tentang pengelolaan sumber daya alam, tetapi juga sarana untuk mengajarkan masyarakat Rutong untuk tetap menjaga keseimbangan alam dan mempererat hubungan sosial antar warga.
Penelitian ini menunjukkan bahwa folklor sebagian lisan di Negeri Rutong adalah pilar penting dalam menjaga tradisi dan budaya.
"Dan sebagai upaya pelestarian, kami membuat hasil penelitian ini dalam buku digital yang akan memperkaya web Negeri Rutong sehingga dapat dinikmati oleh anak negeri Rutong bahkan pencinta wisata yang trertarik berkunjung ke Negeri Rutong sebagai salah satu desa wisata yang ada di Kecamatan Leitimur Selatan. Kami berharap hasil penelitian ini bisa memberikan wawasan lebih tentang bagaimana masyarakat lokal terus menjaga dan merawat warisan budaya mereka di tengah perubahan zaman,"jelas Jessy.
Jessy menambahkan, penelitian ini juga mendorong pemerintah daerah untuk lebih aktif dalam mendukung pelestarian budaya lokal dan menjadikan folklor sebagian lisan sebagai bagian dari pendidikan budaya yang lebih luas, dan memperkenalkan ekowisata khusus di K.ecamatan Leitimur Selatan.
"Mengingat peran pentingnya dalam identitas dan kesejahteraan sosial, langkah-langkah konservasi dan pengembangan tradisi lisan harus terus didorong agar generasi mendatang dapat terus menikmati kekayaan budaya Negeri Rutong,"tandasnya. (tab)
Dapatkan sekarang