Seleky : Mereka Harus Kembali ke Pasar Baru
NAMROLE,AT-Pemerintah Kabupaten Buru Selatan akan mengambil langkah tegas untuk menertibkan ratusan pedagang yang kembali berjual di badan jalan.Pasalnya, aktivitas mereka mengganggu arus lalulintas menuju ke pasarr tersebut macet.
"Untuk pedagang yang berjualan di badan atau baju jalan kita akan ambil tindakan tegas dengan menertibkan mereka. Kita akan upayakan agar mereka kembali berjualan di dalam Pasar Baru yang telah dibangun pemerintah dengan anggaran miliran rupiah," tegas Plt Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Buru Selatan Dominggus Seleky kepada media ini via telepon, kemarin.
Seleky mengaku, hekangnya ratusan pedagang dari Pasar Baru Namrole sudah berlangsung sejak akhir November 2023 lalu. Kondisi ini mengakibatkan ruas jalan yang biasanya dilalui kendaraan roda dua dan empat serta masyarakat macet total saat aktivitas jual beli. Apalagi hari pasar yang berlangsung pada Rabu, Sabtu dan Minggu berjalan.
"Kalau pedagang berjualan di dalam pasar, itu tidak kemacetan. Namun setelah mereka memilih keluar dan berjualan di badan jalan, arus lalu lintas macet," terang dia.
Seleky pun berjanji, akan membangun koordinasi dengan para pedagang agar mereka bisa kembali berjualan di pasar.
"Saya akan bangun koordinasi dan berbicara dengan pedagang. Mereka harus kembali untuk berjualan di dalam pasar baru tersebut," janjinya.
Sebelumnya, upaya Pemerintah Kabupaten Buru Selatan melalui Dinas Perdagangan menata para pedagang agar berjualan di dalam Pasar yang telah dibangun pemerintah daerah kembali disia-siakan. Buktinya, para pedagang yang telah menempati pasar kurang lebih dua bulan terkahir ini, telah meninggalkan pasar tersebut.
Ratusan pedagang yang menjual berbagai kebutuhan masyarakat itu, lebih memilih berjualan di bahu jalan menuju pasar ketimbang berjualan di lokasi pasar yang di bangun pemerintah dengan anggaran miliar rupiah.
Rina salah satu pedagang yang awalnya menempati Pasar Baru saat dikonfirmasi disela-sela kegiatan jual beli mengatakan, dirinya bersama para pedagang yang awalnya menempati pasar Baru Namrole, sudah tidak lagi berjualan di Pasar tersebut. Mereka lebih memilih berjualan di bahu jalan.
“Jadi semua pedagang yang awalnya berjualan didalam pasar Baru tidak lagi berjual dalam pasar. Mereka milih untuk berjualan di bahu jalan,”ungkapnya.
Ia mengaku, hekangnya ratusan pedagang dari dalam Pasar Baru lantaran meja jualan yang dibangun pemerintah dalam pasar Baru terlalu kecil. Sementara jualan milik para pedagang banyak. Selain itu, aktivitas jual beli yang dilakukan terbatas, karena tidak ada tempat untuk duduk atau berdiri saat melakukan aktivitas jual beli.
“ Kita kewalahan untuk berjual. Gimana kita harus duduk diatas meja dekat jualan.Ini yang menyulitkan kita ,”akuinya.
Selain itu, kata dia, kebanyakan pembeli jarang mengunjungi pedagang yang berjualan di dalam Pasar Baru Namrole. Kondisi ini mengakibatkan pedapatan pedagang menurun.
“Karena pembeli itu hanya beli di pedagang yang berjaualan di depan jalan saja. Mereka tidak masuk sampai kesini. Otomatis jualan yang kita punya tidak laku atau terjual. Kesulitan kita disini,” keluhnya.
Sementara itu, Yono salah satu sopir yang setiap hari memasok berbagai kebutuhan masyarakat mengaku, aktivitas pedagang yang berjualan di bahu jalan sangat menggangu arus lalulintas. Pasalnya sebagian ruas jalan dipenuhi oleh berbagai kebutuhan masyarakat yang di jual.
“Kita ini sangat kesulitan kalau mau pasok barang. Terkadang kalau tidak hati-hati, bisa bertabrakan dengan jualan milik pedagang,”sebutnya.
Olehnya itu, dirinya berharap langkah kongkrit yang dilakukan pemerintah daerah dengan menertibkan kembali para pedagang untuk dikembalikan dan berjualan di dalam pasar.
“Saya kira solusinya mereka (pedagang-red) harus dikembalikan ke tempat semula, sehingga tidak menggangu aktvitas kenderaan roda dua maupun empat di jalan,” tegasnya. Edy)
Dapatkan sekarang