Pelatih Kickboxing Maluku Terancam Tak Bisa Dampingi Atlet di PON Aceh-Sumut
Albert Fenanlampir, Ketua Binpres PP KBI. --Faiz/AT.
FaizalLestaluhu
24 Jul 2024 09:18 WIT

Pelatih Kickboxing Maluku Terancam Tak Bisa Dampingi Atlet di PON Aceh-Sumut

AMBON,AT-Pelatih Kickboxing Maluku terancam tak bisa mendampingi atlet di Pekan Olahraga Nasional (PON) yang akan berlangsung di Aceh-Sumut, 8 September 2024 nanti. 

Bagaimana tidak, hingga saat ini belum ada pelatih kickboxing di daerah ini yang mengantongi sertifikat pelatih nasional level madya. 

Meski begitu,  pelatih Maluku masih punya kesempatan jika mengirim perwakilan pelatih untuk mengikuti pelatihan pelatih kickboxing tahap kedua di Jakarta pada tanggal  25 sampai 29 Juli mendatang. 

Menurut Albert Fenanlampir, Ketua Binpres Pengurus Pusat (PP) Kickboxing Indonesia (KBI) bahwa, pihaknya akan kembali menggelar pelatihan sertifikasi pelatih level madya tingkat nasional tahap dua di Jakarta. 

"Pelatihan ini akan dimulai tanggal 25 dan berakhir  29 Juli nanti, " terang Albert saat menghubungi Ambon Terkini.Id, Selasa (23/7). 

Albert melanjutkan, kesempatan emas ini harus dimanfaatkan oleh pelatih KBI Maluku, jika tidak maka mereka tidak akan mendampingi atlet selama bertarung di PON. 

"Ya kalau tidak punya sertifikat pelatih level madya, maka atlet akan berjuang sendiri di Ring maupun Tatami selama PON berlangsung, " katanya. 

Menurut mantan Sekum KONI Maluku ini, kelas kickboxing itu ada delapan dan yang dipertandingkan di PON kali ini ada empat kelas. Artinya, pelatih yang harus mendampingi atlet itu   minimal  dua orang di tiap kategori (Tatami dan Ring) . 

"Kalau di Tatami itu minimal didampingi dua pelatih, begitupun di Ring. Nah, jika pelatih tidak miliki sertifikat maka atlet harus berjuang sendiri. Pelatih hanya bisa dampingi atlet sebatas pemanasan sebelum bertanding, sementara saat naik Ring, bertanding sampai turun dari Ring tidak  diperbolehkan atau dilarang," jelasnya. 

Bukan hanya itu, tutur Albert, jika tidak punya pelatih level madya, maka dilarang memakai jasa pelatih dari provinsi lain. 

"Ini aturan main yang telah dikeluarkan oleh PP KBI. Jadi, masih ada kesempatan untuk pelatih mengikuti pelatihan tahap dua nanti. Olehnya itu, butuh suport dari KONI Maluku untuk melihat persoalan ini, " katanya. 

Pada kesempatan itu, Albert pun menegaskan, jika sampai PON digulirkan dan tidak ada pelatih yang mendampingi atlet saat bertanding, maka apapun hasilnya, kami tidak bertanggung jawab. 

"Jauh sebelumnya, kami juga sudah melakukan komunikasi dengan teman-teman di KONI. Semoga ada jalan keluar terbaik untuk menyelesaikan persoalan ini, " beber Ketum Pengprov KBI dan Wushu Maluku ini.

Menurut Albert,  PP KBI mampu mengiplementasikan program ini secara mandiri meski belum terdaftar dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). 

"Ini merupakan program prioritas dari KBI karena memang seorang pelatih harus memiliki sertifikasi ketika ingin mendampingi atlet saat melakoni sebuah kejuaraan," ucapnya. 

Harusnya, kata dia, setiap daerah bisa mengirimkan perwakilannya, termasuk Maluku. Namun, pelatih yang dikirim harus lulus pelatihan tersebut. 

"Kalau kirim pelatih, maka pelatih bersangkutan harus lulus, jika tidak harus mengulang lagi, " katanya. 

Lebih jauh dilakukan, program prioritas yang sementara dilakukan ini adalah pelatihan pelatih kickboxing untuk sertifikasi pelatih madya. Artinya, kalau seorang pelatih tidak memiliki sertifikasi itu (madya), maka jangan mimpi untuk mendampingi atlet di setiap kejuaraan nasional, termasuk PON. 

"Jadi sertifikasi pelatih kickboxing itu tahapannya dimulai dari pelatih dasar, pelatih  madya dan pelatih lanjutan. Untuk PON, minimal pelatih harus memiliki sertifikasi pelatih madya," tegasnya. 

Albert menjelaskan, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) keolahragaan memang telah tertuang dalam Undang-Undang Olahraga No 11 tahun 2022, Perpres No 86 tahun 2021 tentang DBON, dan Permenpora No 16 Tahun 2023 Tentang Standarisasi Pelatih Olahraga.

"Pihaknya akan terus berupaya sehingga cabang olahraga yang belum masuk dalam DBON akan mendapat perhatian yang sama dari pemerintah, khususnya cabang olahraga kickboxing karena potensi kickboxing ini sangat luar biasa, untuk terus dibina dan dikembangkan di masyarakat dari berbagai entitas, mulai dari usia dini, pelajar, mahasiswa, dan umum. Dan saya meyakini dengan pembinaan pararel bagi atlet, wasit juri dan pelatih seperti ini, kickboxing Indonesia ke depan menjadi tren anak muda dan bisa berprestasi baik pada single event Internasional maupun dan multi event Internasional," kunci Albert. (CAL)

Dapatkan sekarang

Ambon Terkini, Ringan dan cepat
0 Disukai