AMBON,AT-Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi), dijadwalkan melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) di Kabupaten Seram Bagian Timur dan Buru Selatan, pada 3 hingga 4 Oktober 2024 mendatang.
Namun, kedatangan Jokowi akan mendapat penolakan keras sejumlah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang tergabung dalam Cipayung Plus.
Mulai dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Perhimpinan Mahasiswa Katolik Indonesia (PEMKRI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), GMNI, PMII, IMM dan KAMMI Provinsi Maluku dan Kota Ambon, dikabarkan siap menggelar aksi penolakan terhadap Jokowi di Maluku.
Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Maluku, Abubakar Mahu, yang dikonfirmasi Minggu (29/7) kemarin membenarkan tentang rencana aksi penolakan kedatangan Presiden.
"Cipayung Plus Provinsi Maluku maupun Kota Ambon menolak kedatangan Presiden Joko Widodo di Bumi Raja-Raja, karena telah membohongi rakyat Maluku," ungkap Mahu.
Mahu mengaku, seruan aksi telah disebarkan kepada seluruh aktivis Maluku, baik yang ada di Kota Ambon, maupun di kabupaten yang akan menjadi tempat kunjungan kerja Presiden Joko Widodo.
Hal tersebut, lanjut dia, dilakukan pihaknya bukan tanpa alasan jelas. Pasalnya, Jokowi dianggap telah membohongi rakyat Maluku dengan janji-janji manis yang tak kunjung terealisasi.
"Semestinya kunjungan beliau pada penghujung kepemimpinan ini untuk meninjau perkembangan pembangunan LIN dan ANP yang telah beliau janjikan, tapi ternyata janji itu hanya membohongi kami rakyat Maluku," tegasnya.
Untuk itu, OKP Cipayung plus Provinsi Maluku, menolak dengan tegas rencana kunjungan presiden di Maluku, mengingat sudah lebih dari dua kali Jokowi datang, tapi yang diberikan hanyalah janji manis.
"Lebih dari dua kali Presiden datang ke Maluku untuk Kunker. Dan apa yang diberikan? Hanya janji manis seperti Lumbung Ikan Nasional (LIN), Ambon New Port (ANP), Blok Masela serta RUU Kepulauan," tegasnya.
Mahu pun masih ingat, pada tanggal 4 April 2016, dalam sambutan presiden Jokowi saat peresmian Jembatan Merah Putih (JMP) di kota Ambon tapi sampai saat ini nihil.
"Waktu itu beliau menyatakan, Blok Masela akan selesai dibangun pada tahun 2024, tapi sampai saat ini tidak ada tanda-tanda pembangunan untuk blok Masela," tandasnya.
Maka dari itu, kunjungan presiden Joko Widodo kali ini, lanjutnya, dianggap tidak berdampak signifikan terhadap pembangunan di Maluku.
"Prinsipnya kami tolak kedatangan Presiden di Maluku," ujarnya.
Ia menambahkan, OKP Cipayung Plus akan melakukan konsolidasi di seluruh kampus di Maluku, untuk menginstruksikan semua kader di setiap daerah agar melakukan aksi menolak kedatangan Presiden.
"Dan kami pastikan, akan melakukan demonstrasi besar-besaran, serta menghentikan aktivitas di Bandara Pattimura saat kedatangan Presiden, sebagai bentuk dari pada rasa kekecewaan kami terhadap janji Presiden yang telah membohongi rakyat Maluku," tutupnya.
Sekadar diketahui, Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan melaksanakan kunjungan ke Kabupaten Buru Selatan, Kamis, 3 Oktober 2024. Di daerah itu Presiden mengunjungi Rumah Sakit Daerah guna mengecek perkembangan BPJS.
Selain itu, Presiden juga mengecek alat kesehatan, melihat pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi, serta memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Untuk hari kedua, pada Jumat 4 Oktober 2024, Presiden akan mengunjungi Kabupaten SBT, dengan tujuan ke Rumah Sakit Daerah di Bula untuk mengetahui penanganan penurunan Stunting, penanganan Polio, TB, dan kondisi kesehatan masyarakat di sana serta BPJS.(Nal)
Dapatkan sekarang