AMBON,AT-Setelah kurang lebih 20 tahun, atap Masjid Tua Wapauwe di Negeri Kaitetu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, akhirnya telah diganti pada Rabu (8/1) kemarin. Kegiatan tersebut telah diawali dengan pelepasan atap pada 5 Januari.
Gubernur Maluku terpilih Hendrik Lewerissa (HL), dalam sambutannya yang diwakili oleh Ketua Partai Gelora Maluku, Talib Soumena mengatakan, Masjid Tua Wapauwe adalah warisan leluhur untuk anak cucu yang harus dijaga dan dilestarikan.
"Sebagai masjid tertua di Maluku, Masjid Tua Wapaue ini telah ada dalam ingatan kolektif bangsa, tugas kita adalah merawat masjid ini dan menjadikannya tetap lestari,"ujar Soumena menyampaikan pesan Lewerissa.
Masjid tersebut awalnya dibangun pada tahun 1414 oleh Perdana Jamilu, seorang penyiar agama Islam dari Kesultanan Jailolo, di lereng Gunung Wawane. Pada tahun 1614, masjid itu lalu dipindahkan ke tempatnya yang sekarang, 6 km sebelah timur dari tempatnya yang semula. Wapauwe sendiri berarti di bawah pohon mangga hutan yang menjelaskan keberadaan masjid tersebut ketika dibangun.
Sementara itu, Taib Lumaela yang merupakan penanggung jawab acara sakral tersebut menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaannya kepada Gubernur Maluku terpilih.
"Kami mewakili tua-tua adat dan masyarakat Negeri Kaitetu sangat berterima kasih kepada Bapak Hendrik Lewerissa yang sejak awal menaruh perhatian pada kegiatan yang hari ini sedang berlangsung," jelasnya.
"Terima kasih juga kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi sehingga kegiatan pada hari ini bisa terlaksana dengan baik," sambung Taib Lumaela.
Di tempat yang sama, Raja Kaitetu Muhammad Armin Lumaela menyampaikan, acara sakral tersebut juga dimaksudkan untuk menguatkan ikatan persaudaraan antara tiga negeri bersaudara yakni Kaitetu atau Uli Hatunuku, Seith atau Uliala Leisiwa dan Hena Lima atau Ulinau Hena Helu.
Sejumlah unsur pimpinan daerah di tingkat provinsi maupun tingkat kabupaten serta kecamatan serta raja di Jazirah Leihitu juga ikut hadir dalam kegiatan tersebut.(Nal)
Dapatkan sekarang