MASOHI,AT-Jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, minyak tanah di Kota Masohi, Kabupaten Maluku Tengah sulit diperoleh. Warga mengeluhkan kelangkaan minyak tanah karena tidak kebagian jatah saat mengantri di beberapa pangkalan minyak. Kelangkaan Mitan sudah hampir sepekan.
Arifin, salah seorang warga Kota Masohi menyebutkan, sudah satu pekan tetakhir minyak tanah sulit diperoleh. Bahkan dia sudah mencari hingga beberapa pangkalan di kelurahan lain namun hasilnya tetap sama.
"Sudah susah sekali. Kami dapat minyak itu syukur-syukur," ucap Arifin kepada media ini, kemarin.
Mengetahui Mitan yang mulai sulit diperoleh, warga kemudian menyerbu setiap pangkalan yang masih menjual minyak tanah. Seperti di salah satu pangkalan minyak tanah di Kelurahan Namaelo, Kecamatan Kota Masohi.
"Antrian di pangkalan sudah terjadi sejak beberapa terakhir. Agar seluruhnya kebagian minyak tanah, warga diminta untuk membeli sesuai kebutuhan, maksimal dua jerigen saja," ungkap Jufri, pemilik pangkalan minyak tersebut.
Jufri mengaku, kelangkaan minyak tanah biasa terjadi seperti tahun lalu karena keterlambatan distribusi serta stok yang terbatas.
"Kadang-kadang juga proses distribusi Mitan itu terlambat," tutupnya.
Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Maluku Tengah, Ramli Marasabessy mengungkapkan, Maluku Tengah tidak mengalami kelangkaan minyak, karena stok minyak jelang Nataru telah mencukupi.
"Sebenarnya di Malteng itu tidak ada kelangkaan minyak. Hanya saja, itu dipengaruhi oleh waktu distribusi minyak tanah yang berbeda-beda ke tiap-tiap agen yang ada di Kota Masohi," ucapnya melalui telepon seluler, kemarin.
Ramli menjelaskan, seperti halnya satu agen terima tanggal 25, maka agen yang lain juga akan terima pada tanggal berikut.
"Tiap-tiap agen itu memiliki waktu distribusi yang berbeda-beda. Jadi kalau satu agen yang sudah habis, lalu belum punya waktu pendistribusian, pasti sementara akan tutup," jelasnya.
Meski begitu, Ramli mengakui harga minyak tanah naik pada akhir tahun, yakni yang tadi per jerigen dijual Rp 17.000, akan mengalami kenaikan harga sekitar Rp 18.000 sampai Rp 20.000.
"Kalau ada yang lebih dari itu mungkin dipenjual eceran," tutupnya. (Jen)
Dapatkan sekarang