AMBON-Baru juga dilantik pada 20 Februari 2025, namun keharmonisan Gubernur-Wakil Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa-Abdullah Vanath patut dipertanyakan.
Hal ini menyusul adanya vidio 44 detik yang tersebar luas baru-baru ini di media sosial, berisikan Wakil Gubernur (Wagub) sedang memberikan sambutan di suatu acara diduga di Pulau Seram.
Dalam sambutannya pada kegiatan tersebut, Wagub menyoroti kehadiran para kepala dinas yang dinilai lebih banyak mendampingi gubernur ketika turun ke masyarakat dibandingkan dirinya.
“Memang pemerintah Provinsi ini agak aneh -aneh, kalau gubernur pergi di Masyarakat semua kepala dinas ikut, tapi kalau wakil gubernur yang pergi itu tidak ada orang yang mendampingi,”kata Wagub.
“Tidak apa-apa, beta akan menjalani seperti ini saja. Tapi sekecil apapun beta berusaha untuk menjadi manfaat bagi orang banyak di Maluku dan teristimewa di Seram ini,”sambungnya.
Terkait dengan pernyataan Wagub tersebut, sejumlah pihak menilai itu adalah bahasa yang mestinya tidak perlu disampaikan Wakil Gubernur di hadapan publik.
Dengan jargon Pemerintah Provinsi (Pemprov) kerja “Par Maluku Pung Bae”, tentu pernyataan-pernyataan kontroversial yang dikeluarkan Wagub akan menimbulkan ketimpangan dalam pemerintahan.
Wakil Ketua KNPI Maluku Wandri Makassar, Sabtu (22/11/2025) mengatakan, harusnya Wagub bisa menjaga wibawa pemerintah dengan memberikan narasi-narasi sejuk ke publik
“Harusnya apapun kondisinya pak Wagub harus menyampaikan narasi sejuk, bukan narasi yang memicu keretakan hubungannya dengan Gubernur,”paparnya.
Dengan usia pemerintahan yang belum setahun, sangat tidak etis jika Wagub terus melakukan blunder dengan pertanyaan kontroversial di publik.
“Jangan mempolitisir kondisi seolah-olah di zolimi ini berbahaya bagi kelangsungan pemerintahan,”katanya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, Abdullah Vanath mestinya memberi sambutan mewakili Gubernur bukan memberi sambutan pribadi menggunakan narasi tidak produktif di ruang publik.
“Harusnya beliau paham tata kelola pemerintahan dengan posisi wagub yang jangan berlagak seperti seorang Gubernur. Ini sudah sekian kali melakukan hal yang membuat publik resah,”ungkapnya.
Ia mengungkapkan, jika terus seperti begini tentu publik akan ragu dengan kinerja pemerintahan sekarang. Pasalnya bukan baru kali pertama Wagub mengeluarkan pernyataan kontroversial.
“Kita lihat di awal pemerintahan, menyampaikan narasi menyinggung umat Islam pada acara di Kabupaten MBD soal sopi. Ini narasi yang menjatuhkan wibawa pemerintah,”terangnya.
Harusnya, Wagub pada setiap kegiatan yang ia hadiri membaca saja sambutan Gubernur karena dirinya mewakili Gubernur. “Tidak ada yang namanya sambutan Wakil Gubernur. Yang ada hanya sambutan Gubernur Maluku,”ujarnya.
“Maka dari itu, publik berharap Pak Wagub bisa lebih dewasa dalam menjalankan roda pemerintahan. Jika ada konflik internal, jangan umbar ke publik,”tutupnya.(Nal)
Dapatkan sekarang