Aplikasi MiChat Diduga Jadi Penyebab Tingginya Kasus AIDS di Ambon
Ilustrasi.
FaizalLestaluhu
10 Aug 2023 15:57 WIT

Aplikasi MiChat Diduga Jadi Penyebab Tingginya Kasus AIDS di Ambon

Pelupessy : Ratusan Warga Terpapar dalam 7 Bulan

AMBON,AT-Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV), dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Kota Ambon, terus meningkat dari waktu ke waktu. Warga diingatkan untuk terus waspada.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, Wendy Pelupessy mengungkapkan, sejak Januari hingga Juli kemarin, sudah ada ratusan warga Kota Ambon yang terpapar kasus tersebut.

“Dari bulan Januari sampai Juli kemarin itu, kalau tidak salah ada sekitar 174 kasus baru HIV dan 6 AIDS. Angka ini sudah cukup tinggi jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya," terang Pelupessy kepada wartawan di Balai Kota Ambon, kemarin.

Menurutnya, data itu diperoleh setelah pihaknya melakukan screening ke berbagai lokasi, seperti di tempat karaoke, penginapan, dan populasi lainnya yang berpotensi terpapar HIV dan AIDS.

“Kita lakukan screening di lapangan itu malam, mulai pukul 22.00 WIT malam sampai dengan pukul 01.00-02.00 WIT dini hari. Kita ke beberapa lokasi yang dianggap sebagai tempat populasi, karena kemungkinan bisa terjadinya perkumpulan orang yang memang sudah diketahui, makanya diambil darah disitu dan diperiksa langsung,” jelasnya.

Selain screening pada lokasi - lokasi yang dianggap rawan, lanjut dia, jika setiap  ibu hamil  yang datang memeriksa kandungan di Puskesmas, juga dilakukan pemeriksaan HIV dan AIDS.

"Setiap ibu hamil yang datang periksa kandungan juga wajib kita periksa HIV dan AIDS. Itu berlaku untuk seluruh fasilitas kesehatan," terangnya.

Meski begitu, Pelupessy tidak menjelaskan secara rinci jumlah penderita masing-masing dari perempuan atau laki-laki.

Diketahui, HIV menyebabkan AIDS dan mengganggu kemampuan tubuh melawan infeksi. Virus ini dapat ditularkan melalui kontak dengan darah yang terinfeksi, air mani, atau cairan vagina.

Cara penyebarannya pun bisa melalui produk darah (jarum yang tidak steril atau darah yang tidak disaring).
Selain itu, melalui hubungan seks vaginal, anal, atau oral tanpa alat pengaman.
Dan dari ibu ke bayi dalam proses mengandung, persalinan, atau menyusui.

Sebelumnya, Sekretaris Kota (Sekkot) Ambon, Agus Ririmasse mengungkapkan, salah satu penyebab meningkatnya kasus tersebut diduga akibat adanya praktek prostitusi online melalui aplikasi MiChat.

"Salah satu penyebab meningkatnya kasus HIV dan AIDS di Kota Ambon, ini karena adanya dugaan praktek prostitusi online melalui MiChat, kemudian berlanjut ke WhatsApp," ungkapnya. 

Menurutnya, dengan kondisi tersebut membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, berencana untuk menghapus aplikasi tersebut dari seluruh pengguna smartphone di Kota Ambon.

“Kalau bisa nanti aplikasi MiChat ini kita tutup saja di Kota Ambon karena sangat berbahaya,” ujarnya.

Dikatakan, rencana tersebut akan disampaikan kepada Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kota Ambon, untuk mensiasati penutupan aplikasi itu.

"Sebenarnya aplikasi baik tapi karena sering disalahgunakan untuk hal-hal yang tidak bagus seperti ini (diduga prostitusi online-red), jadi nanti dihapus saja,"tegasnya.

Ririmase membeberkan, melalui MiChat, orang-orang bisa melakukan transaksi seksual terselubung dengan kisaran tarif hanya Rp 300 sampai Rp 400 ribu saja.
"Ini tentu sangat berbahaya jika dibiarkan perkembangannya begitu saja. Perkembangan Ilmu Teknologi (IT) sangat berpengaruh. Yang pakai MiChat itu sangat berbahaya jadi kita harus cegah,"tandasnya.

Selain itu, imbuh Agus, dari total 140 kasus terbaru HIV dan AIDS di Kota Ambon, saat ini terdeteksi berada di 22 lokasi berbeda diantaranya, 3 kasus ditemukan di kawasan Air Salobar, 23 kasus di Waihaong, 3 kasus di Belakang Soya, 3 kasus di Puskesmas Christina Martha Tiahahu, 5 kasus di Nania, dan 3 kasus di Hative Kecil. 
"Selain itu ditemukan juga 3 kasus di Karang Panjang, 6 kasus di Arbes, 2 kasus di RS Bhayangkara, 13 kasus di RSUD Haulussy, 2 kasus di RS Al Fatah, 13 kasus di RS Siloam, 9 kasus di Balai Kesehatan Paru Masyarakat, 26 kasus di Klinik Cindela, dan 9 kasus di RS Leimena. Sedangkan untuk kawasan Rijali, Kilang, Lateri, Passo, Poka, Benteng, dan Halong masing-masing ditemukan 1 kasus," kuncinya. (AHA) 

Dapatkan sekarang

Ambon Terkini, Ringan dan cepat
0 Disukai