84 KK Korban Banjir Rob di Kesui Watubela Terima Bantuan
Penyalluran kepada warga Kesui Watubela di ruang tunggu pelabuhan Kesui, Rabu (2/3).
-Istimewa-
Admin
02 Mar 2022 19:50 WIT

84 KK Korban Banjir Rob di Kesui Watubela Terima Bantuan

BULA, AT.-Sebanyak 84 Kepala Keluarga (KK) dari lima desa di Kecamatan Kesui Watubela yang terdampak gelombang tinggi dan banjir rob mulai mendapat bantuan. Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menyalurkan 84 paket bantuan Sembilan Bahan Pokok (Sembako) kepada warga di sana.

Penyaluran bantuan sembako oleh BAZNAS dipusatkan di ruang tunggu pelabuhan Kesui, Rabu (2/3). Selain BAZNAS, Pemkab SBT lewat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga menyalurkan bantuan yang sama.

Dua instansi pemerintah daerah ini terjun langsung ke wilayah paling ujung Kabupaten SBT itu untuk menyalurkan bantuan pangan tersebut.

Camat Kecamatan Kesui Watubela, M. Jefri Warat dalam sambutannya saat memberikan bantuan tersebut mengatakan, ada sejumlah kendala yang dihadapi pemerintah daerah dalam penyaluran bantuan kepada warga di Kesui Watubela. Salah satunya terkait keterlambatan update data jumlah korban dan jumlah kerugian akibat bencana.

Ia menyebut, akses telekomunikasi dan transportasi yang masih sulit di wilayah itu menyebabkan update data ke instansi teknis terkendala. Padahal, semestinya 1x24 jam setelah bencana alam terjadi data tentang kerusakan dan korban jiwa sudah harus di laporkan ke pemerintah untuk langkah penanganan.

"Jangan kita menyalakan siapa-siapa tapi kita harus ikut memahami bahwa ini musibah. Kalau ditanya kenapa sudah hampir 10 hari baru ada bantuan? Sebenarnya bencana itu terjadi 1x24 jam harus ada informasi. Sehingga informasi ini langsung kita sampaikan ke pusat dengan data-data kerusakan, data-data korban,"kata Jefri.

Jefri mengaku, keterlambatan penyaluran bantuan ke desa-desa di Kecamatan Kesui Watubela lantaran ada beberapa desa yang terlambat memasukkan data jumlah kerusakan dan kerugian yang dialami warganya.

"Kondisi rentang kendali kecamatan Kesui Watubela yang menyulitkan kita tidak bisa langsung bertindak hari itu pasca bencana. Selain itu disini Telekomunikasi juga susah,"katanya.

Oleh sebab itu, seminggu pasca bencana gelombang tinggi dan banjir rob baru warga di Kecamatan Kesui Watubela bisa mendapat.

"Saya perintahkan staf untuk turun kordinasi dengan kepala-kepala desa. Kalau memang pembanggian ini masih ada yang mengeluh. Misalnya ada si A bilang saya juga kena dampak, si B bilang saya juga, ini pemerintah berikan sesuai data autentik, data yang bisa dipertanggungjawabkan,"katanya.

Sebelumnya pelaksana tugas (Plt) kepala BAZNAS Kabupaten SBT, H. Sidik Rumalowak mengatakan, keterlambatan penyaluran bantuan bagi korban gelombang tinggi dan banjir rob di Kecamatan Kesui Watubela karena akses transportasi yang sulit. Akibat adanya larangan berlayar yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Kami mohon maaf untuk warga Kesui Watubela karena baru hari ini bantuan baru bisa kita salurkan. Sesungguhnya bukan pemerintah daerah memilih masyarakat kelas A atau B tetapi karena kondisi alam dan transportasi yang sulit yang buat kami belum bisa menyentuh kesana,"ungkapnya pada Selasa, 1 Maret 2022. 

Pernyataan ini sekaligus mengklarifikasi soal keterlambatan pemerintah daerah memberikan bantuan bagi 84 kepala keluarga yang terdampak banjir rob di enam desa di kecamatan Kesui Watubela. Bencana alam yang terjadi pada Selasa, 22 Februari 2022 

"Jadi kita harus akui bahwa masyarakat yang tinggal disekeliling wilayah pemerintahan pasti lebih cepat,"ujarnya. (erm)

Dapatkan sekarang

Ambon Terkini, Ringan dan cepat
0 Disukai
Lihat Juga