Ragam
06 Feb 2025 11:26 WIT
AMBON,AT-Tuntuan sopir angkutan kota (Angkot) jalur Hatu, Liliboy, dan Alang akhirnya dipenuhi Dinas Perhubungan Provinsi Maluku. Mereka akan kembali berporasi masuk kota melewati jalur Passo setelah sebelumya sempat dilarang oleh Dishub Kota Ambon.
Kepastian trayek tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Maluku, Muhammad Malawat saat menerima audiensi perwakilan sopir di kantor Dishub Maluku, Rabu (5/2). Sebelum bertemu Kadishub, para sopir juga melakukan aksi mogok.
"Jadi dengar, tadi Dishub sudah jelas saat temui kami. Rute kita itu masuk Kota Ambon melalui jalur passo. Kita tidak lewat JMP (Jembatan Merah Putih). Jadi kita tidak boleh langgar. Yang langgar tanggung resiko sendiri," ujar Yongki, perwakilan sopir.
Sebelumnya, seluruh sopir Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) jurusan Hatu, Alang, dan Liliboy juga melakukan aksi mogok sebagai bentuk protes terhadap ketidakjelasan trayek yang ditetapkan oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Maluku.
Pantauan Ambon Terkini.Id, aksi mogok ini menyebabkan sejumlah mobil angkot AKDP Hatu menurunkan penumpang di pinggir jalan, terutama di kawasan Rumah Tiga. Hal ini dilakukan setelah adanya permintaan dari sesama sopir yang terlibat dalam aksi tersebut.
Salah satu sopir angkot AKDP Hatu, Jack Naraha, mengungkapkan bahwa polemik trayek ini sudah berlangsung sejak dibangunnya Jembatan Merah Putih (JMP). Menurutnya, Dishub Maluku belum memberikan kejelasan terkait jalur operasional mereka.
"Sudah berulang kali kami meminta kejelasan kepada Dishub Provinsi Maluku, tapi hingga kini tidak ada kepastian. Kami hanya ingin bekerja dengan tenang tanpa harus berkonflik soal trayek," ujarnya di sela aksi mogok pada Senin (3/2).
Menurut Jack, ketidakpastian ini tidak hanya merugikan para sopir, tetapi juga penumpang yang bergantung pada angkutan AKDP untuk mobilitas harian mereka.
"Kalau trayek ini jelas, kami bisa bekerja dengan tenang untuk menafkahi keluarga. Tapi kalau seperti ini terus, kami yang rugi, penumpang juga jadi korban," tegasnya.
Jack juga membantah anggapan bahwa angkot AKDP Hatu mengambil jalur angkutan umum lainnya.
"Hingga saat ini, kami tidak pernah memasuki area trayek lain. Jadi sebelum menuduh, pastikan dulu asal trayeknya. Jangan sembarangan menuding," katanya.
Aksi mogok ini menjadi bentuk tekanan terhadap pemerintah daerah agar segera memberikan solusi terkait konflik trayek angkutan di Maluku. Para supir berharap DPRD Provinsi Maluku dapat turun tangan untuk mencari jalan keluar atas permasalahan ini. (Jar/Leo)